Minggu, 17 Agustus 2014

Budaya

Bukannya saya sok keur, sok adil, sok netral dan sok menasehati tetapi apa salah nya jika kita itu berteman dengan siapa saja tak usah memilih teman hanya karena status, jabatan, kepintaran maupun yang lainnya. Apalagi untuk masalah diskusi/sharing dengan yang lainnya untuk berbagai ilmu yang belum diketahuinya, bukankah orang yang sudah berpendidikan tinggi itu harus berbagi ilmunya. Entahlah saya heran dari dulu zamannya masih kecil sampai sekarang di dunia pendidikan (SD, SMP, SMA, Kuliah, dunia ekstrakulikuler, dunia pekerjaan dan sampai ibu-ibu arisan maupun tetangga) kebudayaan yang sering dengar dalam kehidupan sehari-hari atau melihat dengan kasat mata yaitu GENG atau bisa disebut juga dengan KUBU. Budaya ini memang tak bisa hilang dari kehidupan manusia, tetapi apa salahnya kita itu harus bersikap adil dan keur terhadap semua orang yang mengenal kita. Dan bukan pula saya suudzon terhadap orang atau hanya untuk menjelek-jelekkan sesama saudara seumat, bukan itu maksud saya.Banyak orang yang bilang dan cerita, orang yang berkerudung besar maupun orang yang berkerudung biasa saja, mereka suka memilih teman yang selevel mereka.Yach, namun tidak semua orang yang bersikap seperti itu tapi kebanyakan yang berkerudung besar itu suka sinis melihat kita dan untuk membantu saja sepertinya tidak mau dan ogah-ogahan. Bukannya mereka sudah tahu banyak mengenai agama yang dipelajarinya, lalu kenapa mereka tidak mau menolong nya dan memilih teman ???dalam ajaran Islam juga, sesama umat harus tolong menolong dan Rasulallah saja tidak pernah memilah-milih teman (benar g yach). Sebenarnya apa yang harus dicari dari memilih teman ??bukannya teman itu asyik semua yach.Ini tidak hanya terjadi pada kalangan perempuan saja tetapi kalangan para cowok juga begitu.Mungkin hanya orang-orang yang berhati ikhlas, rela, suka dan duka, sabar, lembut, baik, tidak memanfaatkan teman dan mempunyai jiwa sosial saja untuk menerima berteman dengan siapa saja. Yach, memang saya sendiri mungkin belum sempurna tetapi saya masih dalam proses untuk memperbaiki dan berbagi dengan siapapun. Tetapi saya tidak mengharapkan untuk membalas jasa pada orang yang sudah saya tolong, dengan hati yang ikhlas semuanya akan ada hikmah yang terbaik buat kita semua. Saya masih ingat betul saat ada perkuliahan, waktu itu pada siang hari saya menunggu lif turun di lantai satu.Tidak beberapa lama, ada seseorang yang memakai cadar, pakaiannya seperti orang Arab dibelakang saya. Dia itu memanggil temannya yang bersebelahan dengan saya, temannya itu ada yang ketinggalan  (entah apa yang ketinggalannya heuheu) lalu orang itu menawarkan bantuan pada temannya, katanya begini “mau saya antar atau mau saya ambilkan saja tetapi kamu tunggu disini kalau memang mau diambilkan?” padahal teman dan orang yang memakai cadar itu tidak akrab betul tetapi ia rela melakukannya walaupun beda kelas (sepertinya mah). Dalam hati saya berkata “Sungguh hati yang ikhlas dan saling membantu walaupun bukan teman dekatnya”. Saya sendiri suka merasa ada beberapa orang dari temanku sendiri,  baik teman organisasi, teman kuliah, teman kerja, atau teman-teman yang lainnya suka memperlakukan dengan memilih teman yang selevel mereka. Maaf kalau ada orang yang tersinggung dalam tulisan ini.Ingin sekali memecahkan permasalahan ini dan mencari solusinya !!!tapi apa daya ini sudah menjadi kebiasaan atau adat istiadat dari dulu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar