Jumat, 27 Desember 2013

Makalah Mesopotamia


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dunia ini dibangun berdasarkan berbagai peradaban, tidak bisa diingkari bahwa pembentukan dunia salah satunya dengan adanya sebuah peradaban. Peradaban merupakan puncak-puncak dari kebudayaan, dalam waktu yang panjang mampu membangun sesuatu dan menunjukkan keunggulan yang berbeda dari yang lainnya, dan bisa dilihat dari konteks sejarah. Peradaban ini lah yang kemudian mampu menyelaraskan antara manusia, alam, dan juga kebudayaan yang akan dihasilkannya. Setiap peradaban yang lahir dibumi ini pasti akan memiliki ciri khas kebudayaan yang berbeda satu sama lain, serta memiliki pengaruh besar dalam kehidupan manusia pada masa itu maupun pada masa kini. Sehingga bisa dipastikan peradaban yang ada di Asia tentu akan berbeda dengan peradaban yang ada di Amerika, karena kebudayaan yang dihasilkan pun pasti akan berbeda walaupun mungkin ada titik kesamaannya. Kebudayaan diciptakan oleh manusia, dan dapat dipastikan dalam setiap peradaban pasti ada kebudayaan yang kental di dalamnya.
Kebudayaan merupakan hasil cipta, karsa dan rasa manusia. Dengan pengertian seperti itu maka dapat diartikan bahwa kebudayaan itu ada memang karena ada manusia. Jadi kebudayaan itu pada dasarnya memang dibuat oleh manusia untuk memenuhi hidupnya. Manusia dengan kebudayaan tentulah sangat berkaitan, manusia membutuhkan kebudayaan yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga bisa lebih memanusiakan manusia. Begitu pula kebudayaan itu tidak akan pernah ada jika tidak diciptakan oleh manusia. Contohnya: Baju ada karena dibuat oleh manusia, dan manusia pun memerlukan baju untuk menutupi auratnya. Jadi kebudayaan ini memang sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia baik manusia yang hidup di masa lampau maupun manusia yang hidup di masa kini, karena sesungguhnya kebudayaan itu ada karena proses belajar dan tidak tercipta dengan sendirinya maka dari itu kebudayaan lebih dititikberatkan pada tindakan manusia. Dan kebudayaan itu melalui proses tranmisi dari generasi tua kepada generasi muda, dan budaya itu hendaklah dijaga sebagai sesuatu yang amat berharga.
Kebudayaan itu sendiri tidak hanya berwujud benda, seperti yang kita tahu dalam kebudayaan itu terdapat tiga wujud kebudayaan yaitu dalam bentuk ide, aktivitas atau benda benda yang memang dihasilkan oleh manusia. Ketiganya memang tidak akan lepas dari kebudayaan dan juga dari kehidupan manusia. Kebudayaan itu sangat tinggi harganya maka dari itu keunikan atau ciri khas dari sebuah kebudayaan itu jangan sampai hilang ataupun dengan sengaja dihilangkan  Bahkan terkadang kebudayaan itu identik dengan sebuah peradaban, karena dalam sebuah peradabanlah kebudayaan itu ada, dan dengan kebudayaan maka peradaban itu dapat hidup. Maka peradaban bisa dikatakan awal mula terbentuknya suatu kebudayaan, peradaban itulah yang kemudian menciptakan dan mengembangkan sebuah kebudayaan. Setiap peradaban pasti akan memiliki kebudayaan, yang dihasilkan dari masyarakatnya, begitu pula dengan Peradaban Mesopotamia-Babilonia.
Peradaban Mesopotamia-Babilonia ini lahir dan berkembang di sekitar sungai Eufrat dan juga Tigris, hampir semua peradaban yang berada di Asia Barat Daya terlahir dari sebuah sungai. Mesopotamia-Babilonia tentunya akan melahirkan kebudayaan yang berbeda dengan peradaban lain, kebiasaan manusianya lah yang nantinya akan menghasilkan sebuah kebudayaan. Mesopotamia-Babilonia terkenal dengan kebudayaannya yang bernilai tinggi, terkenal dengan karakteristik kebudayaan yang bisa dikatakan berbeda dengan masyarakat yang lain, terlebih peradaban ini lah yang bisa dikatakan cikal bakal peradaban yang ada di dunia. Contohnya saja pada masa dulu yang masih belum terdapat alat-alat dan juga teknologi yang canggih masyarakatnya sudah dapat membuat taman gantung yang sebenarnya memiliki kesulitan yang tinggi dan dibutuhkan keahlian yang bagus, sehingga bisa disimpulkan bahwa masyarakat pada peradaban Mesopotamia-Babilonia ini memang sudah berkembang dan juga bisa menciptakan sebuah kebudayaan yang hebat. Kebudayaan yang tercipta tentunya bukan sembarang kebudayaan tetapi kebudayaan yang memiliki nilai historis yang sangat tinggi yang juga bisa menjadi karakteristik peradaban itu sendiri. Keaslian kebudayaan dari sebuah peradaban tentunya harus dilestarikan karena bukan tidak mungkin keberadaan kebudayaan ini akan punah seiring dengan keberadaan peradabanya, maka sudah seharusnya kebudayaan ini dipelihara.
Makalah ini ditulis karena adanya dorongan untuk mengetahui dan juga mempelajari kebudayaan yang dihasilkan oleh masyarakat pada Peradaban Mesopotamia-Babilonia, karena tidak bisa dipungkiri bahwa itu adalah sebuah kearifan lokal yang harus kita jaga. Peradaban Babilonia Baru pada masa Raja Nebukadnezar adalah peradaban yang kaya akan kebudayaan, tentunya dibalik semua itu ada manusia yang menciptakan kebudayaan itu sehingga menjadi sebuah  kebudayaan yang tidak ternilai. Kebudayaan Masyarakat Babilonia Baru  yang dinilai memiliki karakteristik dan berbeda ini lah yang mendasari penulis untuk member judul tentang “PERKEMBANGAN BUDAYA BABILONIA PADA MASA KEKUASAAN NEBUKADNEZAR”

1.2  Rumusan Masalah
Berdasar pada judul makalah yang telah dipaparkan maka masalah utama yang hendak penulis kaji dalam karya ilmiah ini adalah “Bagaimana perkembangan kebudayaan yang ada di Peradaban Babilonia Baru serta budaya apa sajakah yang dihasilkan oleh masyarakat Babilonia Baru” yang kemudian dijabarkan kedalam beberapa masalah yaitu:
1.      Bagaimana awal kelahiran Peradaban Babilonia Baru?
2.      Bagaimana situasi dan kondisi Baylonia pada masa kekuasaan Nebukadnezar?
3.      Bagaimana Perkembangan kebudayaan di Peradaban Babilonia Baru?
4.      Budaya apa sajakah yang dihasilkan masyarakat Peradaban Babilonia Baru?
5.      Peninggalan Budaya apa sajakah yang terdapat di Babilonia Baru?


1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan merupakan hal yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan begitu pula dengan penulisan karya tulis ilmiah ini juga memiliki tujuan. Tujuan umum dari penulisan ini adalah “untuk menjelaskan perkembangan kebudayaan yang ada di Peradaban Babilonia baru pada masa Nebukadnezar serta menjelaskan kebudayaan yang dihasilkan oleh masyarakat di Peradaban Babilonia Baru”. Yang dijabarkan dalam beberapa tujuan khusus yaitu
1.      Mendeskripsikan awal mula kelahiran peradaban Babilonia Baru.
2.      Menjelaskan situasi dan kondisi Babilonia pada masa kekuasaan Nebukadnezar
3.      Menjelaskan perkembangan kebudayaan pada peradaban Babilonia Baru
4.      Memaparkan budaya yang dihasilkan masyarakat Babilonia Baru.
5.      Menjelaskan peninggalan budaya yang terdapat di masyarakat Peradaban Babilonia.

1.4  Sistematika Penulisan
Makalah tentulah disusun secara sistematis dengan susunan sebagai berikut :
BAB I : Menjelaskan tentang latar belakang penulisan karya ilmiah ini sehingga penulis memilih judul “Perkembangan Kebudayaan Babilonia Baru Pada Masa Kekuasaan Nebukadnezar”, dijelaskan pula rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan serta sistematika penulisan makalah ini.

BAB II : Memaparkan dengan gamblang isi dan dengan detail dari makalah ini dari awal kemunculan peradaban Babilonia Baru. Serta memaparkan situasi dan kondisi Babilonia pada masa Nebukadnezar dan menjelaskan perkembangan kebudayaan di Peradaban Babilonia Baru. Serta juga menjelaskan tentang kebudayaan yang dihasilkan masyarakat pada Peradaban Babilonia Baru juga peninggalan-peninggalan kebudayaannya.

BAB III : Menjelaskan tentang kesimpulan yang merupakan ringkasan dari materi atau isi yang telah dipaparkan.

DAFTAR PUSTAKA : Memaparkan daftar sumber baik itu buku, artikel, jurnal ataupun sumber dari internet yang memang berhubungan dan digunakan dalam penyusunan makalah ini.






















BAB II
Perkembangan Kebudayaan Babilonia Pada Masa Nebukadnejar
            Di berbagai belahan dunia, pasti terbentuk suatu peradaban yang membentuk kehidupan manusia pada saat ini, peradaban bisa dianggap sebagai cikal bakal dari kehidupan manusia pada saat ini. Peradaban bukan hanya terbentuk di kawasan Amerika atau Asia Timur saja tetapi juga di Asia Barat Daya. Peradaban di Asia Barat Daya terbentuk melalui tiga corak peradaban tertua, yaitu :
a.       Peradaban Lembah sungai
Peradaban ini sangat dipengaruhi oleh keberadaan sungai yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi dan kebudayaan masyarakat sekitarnya. Sungai bisa mendatangkan keajaiban sekaligus bencana bagi kehidupan masyarakat sekitarnya yang hidup disektor pertanian dan perdagangan.
Corak peradaban lembah sungai di Asia Barat Daya merupakan Mesopotamia daerah yang terletak diantara sungai Eufrat dan Tigris, yang lainnya adalah lembah sungai Yordan yang menghubungkan danau Galilea dengan laut mati, inilah daerah Kan’an tanah yang diyakini bangsa Israel sebagai tanah leluhurnya.
b.      Peradaban Dataran Tinggi
Pusat peradaban manusia ini terletak di daerah dataran tinggi yang subur. Kehidupan masyarakatnya lebih menekankan kepada corak kehidupan perkebunan dan pertanian. Corak peradaban dataran tinggi merupakan Persia (Iran) yang terletak diantara rangkaian pegunungan Elbrus di Peris Utara dengan pegunungan Zagros di Persia Barat sampai Persia Selatan.
c.       Perdaban Pesisir
Peradaban ini terletak di pesisir Timur Laut Tengah (Levant) sekarang meliputi Israel, Libanon, dan Suriah. Kehidupan masyarakatnya hidup dalam sektor perdagangan. Perdaban yang termasuk corak pesisir ialah peradaban bangsa Phunicia (Funisia) yang diberi julukan dengan nama Cireum Navigation.


Sehingga di Asia Barat Daya pun tumbuh dan berkembang berbagai macam peradaban dengan berbagai coraknya. Salah satu peradabannya yaitu peradaban Babilon yang terbentuk dari peradaban yang bercorak peradaban lembah sungai. Corak peraban seperti ini adalah peradaban yang tumbuh di sekitar sungai, bisa diketahui bahwa Peradaban Babilonia terbentuk dari lembah suangi Eufrat dan Tigris. Peradaban Babilonia ini terbentuk dari serentetan peristiwa yang panjang, sehingga pada akhirnya terciptalah sebuah peradaban yang tumbuh dengan berbagai keindahannya.
Peradaban Babilon sudah merupakan peradaban yang tidak asing yang pernah kita dengar, peradaban ini menyumbang berbagai macam hal untuk perkembangan kehidupan manusia. Babilonia adalah sebuah kerajaan kuno yang didalamnya terdapat peradaban yang besar yang sekarang termasuk pada wilayah Irak Selatan. Peradaban Babilonia ini dibangun oleh dua kali peradaban yaitu Babilonia Kuno atau Babilonia Lama di tangan Raja Hammurabi dan Babilonia Baru di tangan Raja Nebukadnezar. Ibu kota dari kerajaan Babilonia ini sendiri disebut kota Babilon, yang terkenal dengan keindahan bangunan-bangunan yang menakjubkan dan indah sehingga kota ini memiliki daya tarik yang besar.
            Seorang sejarawan dari Yunani yang bernama Herodotus pada tahun 450 SM, mengatakan “ Keindahan Babilon melebihi kota manapun yang dikenal pada saat ini” (Ardison, 2010:2). Dengan uacapan seorang sejarawan seperti itu, maka bisa dikatakan bahwa memang kota Babilon ini merupakan kota yang indah dengan bangunan-bangunan yang unik, bila dibandingkan dengan kota yang lain yang hidup pada masa itu. Menurut penggambaran Herodotus, kota Babilon itu dikelilingi oleh tembok-tembok yang besar, dia pun mengklaim dinding luar panjangnya 56 mil, lebarnya 20 mil, dan tingginya 10,56 meter. Menurut penggambaran Herodotus dengan lebar tembok yang seperti itu bisa dikatakan cukup luas sehingga cukup bagi 6 kereta kuda perang diatasnya, dan dinding dalamnya tidak begitu tebal seperti yang pertama.
            Dr. W.A Criswell menyatakan bahwa Babilon pada masa Raja Nebukadnezar II kerajaan Babilon telah berhasil menaklukkan seluruh peradaban yang ada di muka bumi pada saat itu. Kekuasaan yang pernah diraihnya adalah India sampai Mesir jauh melewati Mesopotamia hingga ke daratan Armenia dan Kaum hittit, dari Teluk Persia di kedua sisinya menuju ke dunia yang sudah dikenal. Ribuan tahun yang lalu kerajaan ini merupakan kerajaan yang dibangun dengan indah, kota semacam ini diakui belum ada sebelumnya dan tidak bisa ditiru sesudahnya dan ada alasan lain mengapa bisa terjadi dan terbangun suatu kota yang indah. “untuk membangun kembali kota Babilon, Nebukadnezar mengerahrkan ratusan ribu budak buangan” kata Criswell. (Adrison, 2010: 6)
            Dari pernyataan kedua ahli tadi bisa ditarik suatu kesimpulan, bahwa babilon memang sebuah peradaban yang berhasil membuat struktur dan bangunan yang indah, yang belum ada sebelumnya dan tidak pernah ada yang bisa menirunya. Semua yang terbentuk di kota ini indah, sehingga bisa dikatakan bahwa kota ini terdiri dari berbagai warna dan arsitektur yang indah yang tidak ditemui sebelumnya tetapi nyatanya mereka mampu untuk membuat suatu kota yang memaliki karakteristik yang berbeda dengan kota yang lainnya.

2. 1 Awal Kemunculan Peradaban Babilonia
            Kemunculan peradaban Babilon tentunya diwarnai dengan berbagai peristiwa yang akhirnya bisa membangun kekokohan peradaban Babilon seperti yang terlukis pada bangunannya. Sejarah Babilon sangat panjang sampai ribuan tahun lamanya, yang membangu dua kekuasaan yaitu Babilonia Lama atau Kuno ditangan Hammurabi dan Babilonia Baru ditangan Nebukadnezar.  Dibangun dua kali, dan dua duanya pula pada akhirnya menglami suatu kehancuran, walaupun tidak bisa dipungkiri dengan kedua tangan mereka lah Babilon bisa menguasai sebagian wilayah dunia pada masa itu. Selain itu, Babilon juga dianggap sebagai pusat peraban dunia karena sudah mengenal dan mengembangkan sistem irigasi, ilmu pengetahuan, kesusastraan, perekonomian, dan hukum.
            Babylon atau bahasa babilonnya “babilli” yaitu pintu gerbang Tuhan adalah sebuah negara kuno Mesopotamia yang awalnya dikenal sebagai sumer dan akkad yang terletak antara sunagi Eufrat dan Tigris yang sekarang berada di selatan Kota Baghdad Irak. Babylon muncul ketika Hammurabi mendirikan sebuah kerajaan di luar kerajaan Akkadian. Akkadian Semitik sebagai bahasa resmi, dan mempertahankan bahasa Sumeria dalam bidang keagamaan, yang saat itu tidak lagi menjadi bahasa percakapan sehari-hari. Tradisi Akkadia dan Sumeria memainkan peranan penting di dalam kebudayaan Babylon kelak, dan agama akan tetap menjadi pusat kebudayaan yang penting.
            Pada kira kira 2300 SM, Akkad dan Sumeria bersatu menjadi negara Babylonia dengan ibu kota Babylon. Pada tahun 1955 SM tahta kerajaan Babylon jatuh ditangan Hammurabi yang pada akhirnya bisa menghancurkan negara yang ada di sekitarnya, juga mempersatukan Mesopotamia serta mempersatukan daerah daerah jauh yang ada di sekitarnya pada tahun 1925 SM. Hal yang paling terkenal dari Raja Hammurabi adalah hukum yang dibuatnya yaitu Hukum Hammurabi. Hammurabi meninggal pada tahun 1912 SM dan semenjak saat itu sejarah Babylonia menunjukkan penurunan, sudah ada enam orang yang menggantikan Hammurabi tetap tetap saja tidak bisa menahan penurunan kondisi kerajaan pada saat itu.
            Pada aband ke-18 datanglah jenis bangsa lain yang menyerbu Mesopotamia yaitu bangsa Indo-Jerman atau Indo-Eropa yaitu bangsa Hittit yang berdiam di Asia Minor yang beribukota di Boghazkeui di dekat kota Ankara sekarang. Bangsa Hittit inilah yang kemudia datang menyerbu dan menghancurkan Babylon. Setelah bangsa Hittit pergi, Babylon masih bisa dibangun sampai datangnya suku Khassit yang sama sama berasal dari bangsa Indo-Jerman yang datang dari pegunungan Persia Barat, dan berakhirlah kerajaan Babylonia Lama atau Kuno yang didirikan oleh Hammurabi.
            Bangsa Khassit akhirnya bisa menguasai Babylonia 576 lamanya, tetapi mereka pada umumnya tidak merusak kebudayaan dan tatanegara yang telah dibangun oleh Hammurabi, dan saingan dari bangsa ini adalah bangsa Assyria. Bangsa Assyria sendiri, pada saat itu sangat berambisi untuk menguasai Mesopotamia yanga khirnya melalui perjungannya bisa menduduki seluruk Mesopotamia. Puncak kejayaan Assyria terdapat di pemerintahan Ashurbanipal, tetapi setelah dia meninggal keruntuhan mulai terasa sampai pada saatnya terjadi sebuah serangan dari Nabo-Palasar dan bangsa Madia dari Persia dan dengan demikian tamatlah kerajaan Assyria yang telah 5 abad lamanya yang telah memerintah dengan tangan besi dan dengan berbagai macam kekejaman.
            Pada akhirnya kerajaan Assyria dibagi oleh kaum penyerbu, Bangsa Madia mendapat bagian uatara yang kemudian bersama-sama dengan Persia mendirikan kerajaan Persia. Bagian Selatan jatuh pada Nabo-Palasar yang mendirikan kerajaan Babylonia Baru  Babylonia baru ini mengalami kebesaran kembali dibawah pemerintahan Nebukadnezar.
2.2 Kondisi dan Situasi Peradaban Babylonia Baru Pada Masa Pemerintahan Nebukadnezar
            Nebukadnezar adalah putra tertua Nebopalasar yaitu seseorang yang merupakan pendiri kerajaan Babylonia Baru. Nebukadnezar pada awalnya hanya ditugaskan sebagai komandan militer, tetapi pada akhirnya menjadi raja sesudah ayahnya meniggal dunia. Dia menikah dengan seorang putri yang merupakan anak dari Cyaxares, yang kemudian ini bisa dikatakan perkawinan politik karena bisa menyatukan dinasti Median dan Babylon. Nebukadnezar ini adalah sosok yang sangat terampil ketika berperang dan dia juga sangat pandai dalam berpolitik. Pada masa kekuasaan Nebukadnezar, Babylon merupakan kota terbesar dari kota yang ada di dunia pada saat itu  Luasnya diperkirakan 1000 hektar dengan sungai Euprat yang melewati kerajaan itu.
            Kota Babylon yang tadinya hanya berupa reruntuhan, dibangun kembali menjadi sebuah kota yang indah dan megah dibawah kekuasaan Nebukadnezar. Pembangunan yang dia lakukan, bukanlah pembangunan yang cuma-cuma tetapi pembangunan yang dilakukan secara besar-besaran sampai mengerahkan semua budak yang ada di Babylon pada saat itu sehingga Babylon menjadi sebuah kota yang indah dan melegenda. Kota Babylon yang indah itu dikelelingi parit dan dinding ganda, dengan sungai Euprat yang mengalir melewati pusat kota dan dihubungkan dengan jembatan batu yang indah.  Di pusat kota juga dibangun sebuah ziggurat raksasa yang disebut Etemenanki (Rumah Perbatasan Antara Surga dan Bumi) yang terletak di depan kuil Marduk.
            Sebagai seorang pemimpin yang cakap, Nebukadnezar telah banyak melakukan perang militer dengan berbagi bangsa salah satunya perang militer di Syiria dan Phoenicia, memaksakan setoran upeti dari Damaskus , Tyre, dan Sidon, Dia pun melakukan perang demi terciptanya koloni-koloni seperti yang terjadi di Asia Kecil, ayitu di daratan Haiti. Pada tahun 601 SM  terlibat pertempuran Besar dengan Mesir dan pada tahun 599 SM menyerang Arabia. Pada tahun 597 SM menyerang Israel dan merebut Jerussalem sekaligus menggulingkan raja Jeholakin, Pada akhirnya Mesir dan Babylon pun terlibat perang  untuk menguasai timur dekat di sepanjang masa pemerintahan Nebukadnezar  dan hal inilah yang mendorong raja Zedekiah dari Israel untuk memberontak. Tetapi ternyata setelah 18 bulan Jerussalem dapat direbut pada 587 SM dan ribuan Yahudi pun di deportasi ke Babylon dan kuil Solomon diratakan dengan tanah.

2.3 Kebudayaan Dan Manusia
Kata kebudayan berasal dari kata sansekerta buddhayah yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan begitu kebudayan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Budaya adalah budi dan daya yang berupa cipta, rasa dan karsa. Kata culture merupakan kata asing yang digunakan untuk menyebut kebudayaan. Yang berasal dari bahasa latin Colere yang berarti mengolah atau mengerjakan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dengan begitu berarti bisa diartikan sebagai segala daya upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan juga mengolah alam.
Kebudayaan ini lahir karena adanya masyarakat, masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang akan menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan ataupun sebaliknya tidak akan  ada kebudayaan tanpa ada yang mendukungnya. Dua orang antropolog terkemuka, yaitu Melville J. Herskovits dan Brosnilaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan oleh masyarakat itu. Herskovit memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang super-organik karena kebudayaan itu turun temurun dari generasi yang satu ke generasi berikutnya hidup terus, walaupun orang-orang yang menjadi anggota masyarakat silih berganti yang disebabkan kelahiran dan juga kematian. Sehingga kebudayaan ini bisa meliputi bidang yang sangat luas tanpa ada batasnya. E.B Taylor mengemukakan definisi kebudayan sebagai berikut :
“Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan lain kemapuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat”

Kebudayaan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya tentulah akan mengalami perbedaan karena kebiasaan dari masyarakat itu pula yang berbeda. Dalam setiap kebudayaan juga tentunya akan mengalami perubahan atau revolusi karena sangat tidak mungkin kebudayaan itu bersifat statis, tentunya kebudayaan akan berubah sesuai dengan berubah dan majunya zaman. Bahkan dengan melihat zaman yang semakin maju bukan tidak mungkin kebudayaan pun akan sangat cepat berubah dan berdampak pula pada kehidupan masyarakat.
Kebudayaan tentulah memiliki wujud, menurut A.L Kroeber  wujud kebudayaan itu ada tiga hal yaitu :
1.   Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan sebagainya. Wujud yang pertama ini merupakan wujud yang sangat ideal, sifatnya abstrak tidak dapat diraba bahkan difoto. Wujud budaya yang pertama ini berada dalam  kepala atau perkataan orang lain, dalam alam pikiran masyarakat tempat kebudayaan itu hidup. Tetapi tak jarang pula jika wujud ide atau gagasan ini dituangkan ke dalam tulisan jadi bukan hanya lisan saja. Ide dan gagasan ini tumbuh dan hidup dalam jiwa suatu masyarakat, maka tak jarang kehidupan manusia ini sangat bergantung pad ide dan gagasan yang telah mereka buat. Gagsan yang satu dengan gagasan yang lainnya selalu berkaitan sehingga nantinya akan melahirkan sebuah sistem dan sering disebut sebagai sistem budaya atau cultural system.
2.   Wujud kedua dari kebudayaan disebut sebagai sistem sosial atau social system. Yaitu mengenai tindakan yang berpola dari manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan dan bergaul satu sama lain dari detik ke detik, dari hari ke hari, dari tahun ke tahun, selalu menurut pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sebagai rangkaian aktivitas manusia-manusia dalam suatu masyarakat, sistem sosial itu bersifat konkret, terjadi di sekeliling kta sehari-hari, bisa diobservasi, bisa difoto.
3.   Wujud Ketiga dari kebudayaan adalah kebudayaan fisik. Berupa seluruh hasil fisik dan aktivitas, perbuatan, karya semua manusia dalam masyarakat. Sifatnya paling konkret dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan juga difoto. Ada benda-benda yang besar dan ada juga benda-benda yang kecil.
Wujud kebudayaan yang satu dengan wujud kebudayaan yang lain sangat berkaitan, dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Kebudayaan dan adat istiadat mengatur  dan memberi arah kepada manusia dalam berfikir ataupun mencipatakan sebuah gagasan ataupun ide. Dan juga memberikan arah manusia dalam melakukan tindakan  dan karya manusia, juga menghasulkan benda-benda kebudayaan fisiknya. Sebaliknya, kebudayaan fisik membentuk suatu lingkungan hidup tententu yang makin lama makin menjauhkan manusia dari lingkungan alamiahnya sehingga mempengaruhi pada pola-pola perbuatannya bahkan juga pada cara berpikirnya.
Selain memiliki wujud kebudayaan tentunya kebudayaan itu terbentuk karena ada unsur-unsur pembentuknya. Melville J, Herkovits mengemukakan ada empat unsure yang membentuk kebudayaan yaitu :
1. Alat-Alat teknologi
2. Sistem Ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan Politik.
Brosnilaw Malinowski menyebut unsur-unsur kebudayaan itu anatar ain :
1.   Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya.
2.   Organisasi ekonomi.
3.   Alat-alat dan lembaga atatu petugas pendidikan, perlu diingat bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan yang utama.
4.   Organisasi kekuatan.
Dengan berbagai pendapat dari para ahli, maka Cultural Universal itu terdiri dari tujuh unsur yaitu :
1.   Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senajata, alat-alat produksi, transport, dan sebagainya).
2.   Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi  (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dan sebagainya).
3.   Sistem kemasyarakatan.
4.   Bahasa
5.   Kesenian
6.   Sistem pengetahuan
7.   Religi
Tiap unsur kebudayaan universal sudah tentu menjelma dalam ketiga wujud kebudayaan yaitu wujud berupa sistem budaya, berupa sistem sosial, dan berupa unsure-unsur kebudayaan fisik. Tiap  unsur  kebudayaan universal ini dapat diperinci ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil sampai beberapa kali. Dengan menggunakan metode pemerincian dari R.Linton, maka pemerincian akan dilakukan sebanyak empat kali, yaitu :
1 CulturalActivities
2.Compexes
3. Traits
4. Items.
Wujud sistem budaya dari unsur kebudayan universal berupa adat, dan pada tahap pertamanya dapat diperinci ke beberapa kompleks budaya, tiap kompleks budaya dapat diperinci lebih lanjut ke dalam beberapa tema budaya dan akhirnya pada tahap ketiga tiap tema dapat diperinci ke dalam gagasan. Serupa dengan hal tersebut, sistem sosial dari unsur kebudayaan universal yang berupa aktivitas-aktivitas sosial dapat diperinci poada tahap pertamanya pada kompleks sosial, dan pada tahap kediua tahap kompleks sosial dapat diperinci menjadi pola sosial dan tahap keempat ke dalam berbagai tindakan. Dari ketujuh unsur kebudayaan ini tentulah memiliki wujud fisik, sehingga tidak perlu diperinci ke dalam empat tahap tersebut.
Kebudayaan tentu memiliki fungsi yang sangat penting, karena jika tidak ada kebudayaan maka manusia tidak akan mampu bertahan lama. Manusia dan kebudayaan itu adalah suatu mata rantai yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Kebudayaan itu sangat diperlukan manusia untuk memanusiakan dirinya, kebudayaan juga diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bisa dibayangkan jika manusia tidak mempunyai kebudayaan maka tak ada bedanya antara manusia dan hewan. Kemungkinan kehidupan manusia tak lebih seperti kehidupan hewan-hewan liar, tidak berbaju, tidak memiliki sopan santun ataupun adat. Maka tak ada bedanya antara manusia dan hewan, kebudayaan ini lah yang membuat manusia mampu untuk bertahan hidup. Manusia bisa terlindungi dari panas dan hujan karena manusia telah memiliki kebudayaan untuk membuat rumah sehingga ketika hujan tidak kehujanan dan ketika terkenan teriknya matahari tidak kepanasan. Dengan kebudayaan pula kehidupan manusia akan berubah kepada kehidupan yang lebih bagus dan layak, manusia zaman dahulu masih nomaden dan juga tidak memakai baju, maka dengan kebudayaan manusia diajarkan cara mempertahankan hidupnya, dan juga diajarkan cara agar tubuhnya terlindungi yaitu dengan membuat baju. Sehingga dapat dikatakan bahwa kebudayaan itu sangat besar fungsi dan manfaatnya untuk kehidupan manusia.

2. 4 Kebudayaan Babilonia Baru Pada Masa Nebukadnezar
            Kebudayaan adalah hal yang melekat dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, begitu pula dari kehidupan masyarakat Babilonia Baru, kebudayaan itu pasti ada. Setiap manusia yang hidup pasti mempunyai kebudayaan bahkan menciptakan kebudayaan dalam setiap kebiasaan mereka, begitu pula Babilonia Baru. Banyak kebudayaan yang hadir pada masa ini, tentu saja hal ini pula yang bisa membedakan babilonia baru dengan peradaban lainnya, karena sudah tentu setiap peradaban memiliki cirri khas dari setiap kebudayaan yang dihasilkannya. Kebudayaan Babilonia Baru tentu juga akan berneda dengan kebudayaan Babilonia Lama, walaupun tak bisa dipungkiri kesamaan dari keduanya pati ada karena tumbuh di tempat yang sama.
            Seperti yang telah dijelaskan bahwa dalam cultural universal terdapat tujuh unsur kebudayaan yang ada di dalamnya. Penulis pun akan melihat kebudayaan Babilonia Baru melalui tujuh unsur kebudayaan tersebut.
2.4.1 Peralatan atau alat perlengkapan hidup.
            Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti membutuhkan suatu alat bantu dalam mengerjakan suatu hal, tidak mungkin segala sesuatu hal bisa dikerjakan sendiri. Manusia pra sejarah saja pada waktu itu menciptakan berbagai alat baik itu dari batu, logam, maupu perunggu demi membantu mereka dalam melakukan segala aktifitasnya apalagi manusia yang sudah mengenal sebuah peradaban tentunya peralatan yang mereka gunakan akan jauh lebih baik dan jauh lebih berguna dari manusia prasejarah. Masyarakat Babilonia Baru pun seperti itu mereka banyak menggunakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup guna membantu dan mempermudah setiap aktifitas yang mereka lakukan dalam kehidupan.
            Kota Babilonia Baru adalah kota yang sangat indah dengan struktur dan bangunan kota yang indah, begitu pula arsitek setiap bangunan yang ada di sekelilingnya, dari hal tersebut bisa kita ambil kesimpulan bahwa memang berbagai peralatan sudah digunakan, salah satunya ketika mereka membangun kota dan bangunan-bangunan yang ada di dalamnya. Mereka menggunakan alat-alat yang dapat mempermudah pembangunan tersebut, dan tentu saja alat yang digunakan sudah memiliki tingkat manfaat yang tinggi. Pembangunan taman gantung pun itu sudah membuktikan bahwa masyarakat di Babilonia Baru sudah menggunakan alat-alat dan perlengkapan hidup yang memadai dalam setiap aktivitas mereka, karena sesuatu hal yang tidak mungkin bisa mendirikan taman gantung tanpa alat-alat yang bisa membantu pengerjaan taman gantung tersebut.
Selain itu, karena tekstur tanah yang ada di Babylon kebanyakan adalah tanah liat, maka mereka sudah mengenal perabotan yang dibuat dari tanah liat untuk memenuhi kehidupan rumah tangga mereka. Bahkan tak jarang kuil dan juga dinding-dinding rumah dibuat dari tanah liat. Rumah mereka juga sudah banyak dihiasi guci-guci, guci guci ini biasanya diakai untuk menyimpan air yang besar. Rumah-rumah penduduk pun sudah dihiasi oleh berbagai furniture yang terdiri dari meja-meja rendah, kursi berpunggung tinggi, dan tempat tidur dengan kerangka dari kayu. Tempat penyimpanan terbuat dari tanah liat, batu tembaga dan perunggu. Keranjang dan peti terbuat dari rerumputan dan kayu.
            Masyarakat Babilon juga sudah mnegetahui perlogaman dan juga emas, sehingga sudah banyak diciptakan berbagai perabotan atau peralatan yang dibuat oleh logam termasuk alat-alat untuk mendirikan sebuah bangunan seperti palu dan yang lainnya. Masyarakat Babylon juga sudah mengenal kendaraan beroda untuk melakukan transpotasi.
2.4.2 Mata Pencaharian dan Sistem Ekonomi
            Mata pencaharian dan sistem ekonomi yang banyak digunakan oleh masyarakat Babylon masih belum jelas tetapi jika diperhatikan dari aktivitasnya bahwa mereka termasuk masyarakat yang juga hidup dari perniagaan atau perdagangan, yang mereka perdagangkan adalah hasil tambang berupa logam, perunggu ataupun timah putih dan hitam, mereka juga terjun dalam perdagangan minyak, gandum, sutera, kayu manis, kain linen, emas, permata dan yang lainnya. Selain itu, masyarakat Babylon sudah mengerti dalam hal perlogaman sehingga bisa dikatakan mata pencaharian mereka adalah penambang baik itu logam, emas, timah hitam ataupun timah putih. Masyarakat Babylon juga banyak yang mempunyai pekerjaan sebagai tukang ledeng sehingga Babylon pun terkenal dengan kota yang memiliki sistem pengairan atau irigasi yang bagus, taman gantung pun salah satu bukti bahwa di Babylon sistem pengairan yang digunakan sudah bagus. Didukung oleh pengairan yang bagus maka, sistem pertanian banyak dilakukan oleh masyarakat Babylon.
            Masyarakat Babylon juga mengenal perternakan buktinya mereka banyak mempergunakan binatang sebagai alat transportasi. Binatang yang dijadikan hewan peliharaan yaitu doma, kuda, dan yang lainnya.
2.4.3 Sistem Kemasyarakatan
            Peradaban Babylonia memiliki karakter urban, walaupun lebih berbasis pertanian daripada industri. Negara ini terdiri dari kota-kota yang dikelilingi oleh desa-desa dan kampung-kampung kecil. Di dalam sebuah negara tentulah ada sebuah raja yang berhak mengatur jalannya pemerintahan dan kehidupan pada suatu negara. Sistem pemerintahan tertinggi dipegang oleh seorang raja yang memiliki kekuasaan absolute yang melaksanakan kekuasaan legislative, judikatif, dan juga eksekutif sekaligus. Di bawah kedudukan raja adalah sekelompok gubernur atau pejabat yang ditunjuk oleh raja, walikota ataupun badan sesepuh yang ada di kota pemerintahan lokal.
Masyarakat Babylon terdiri dari tiga kelas yaitu :
1.      Awilu yaitu kelompok orang bebas dari kelas atas
2.      Muskenu yaitu orang bebas dari kelas bawah.
3.      Wardhu atau budak
Yang berada di lapisan budak awalnya adalah mereka yang merupakan tawanan perang tapi ada juga dari mereka yang akhirnya dijadikan penduduk Babylon yang berstatus bebas. Orang yang berstatus bebas bisa saja turun kelas sosailnya jika mereka melakukan sesuatu hal yang akhirnya menimbulkan sebuah hukuman.
Pada masyarakat Babylon juga tentunya dikenal sebuah pernikahan tau perkawinan yang nantinya akan membentuk sebuah keluarga. Pernikahan yang dilakukan di masyarakat Babylon sepenuhnya dilakukan oleh orang tua, dan pertunangan diangap sah jika pengantin laki-laki sudah memberikan hadiah perkawinan kepada pengantin wanita. Pernikahan kedua dikelan dalam masyarakat Babylon jika ada seoarng wanita yang memiliki anak dari laki-laki lain, maka suaminya boleh melakukan pernikahan untuk kedua kalinya. Kedudukan wanita disini bisa dianggap sama halnya dengan kedudukan lelaki, karena wanita Babylon memiliki hak-hak legal yang penting yaitu dapat memiliki harta kekayaan, terlibat dalam bisnis, dan kulaitas sebagai saksi. Dalam masyarakat Babylon memungut atau mengadopsi seorang anak merupakan hal yang tidak lazim, karena buat mereka anak itu merupakan wewenang orang tua jadi harus dipelihara dengan baik.
2.4.4 Bahasa
            Bahasa yang digunakan masyarakat Babylon adalah bahasa yang dulu digunakan oleh bangsa Sumeria, karena mereka mengangap bahwa bangsa Sumeria adalah bangsa yeng pernah menempati tempat mereka pada saat ini, sehingga disebutlah bahasa kesatuan Sumeria. Umumnya orang-orang Babylon sudah bisa membaca dan menulis.Sistem pnulisan yang dikembangkan oleh bangsa Babylon juga yang dulunya dikembangkan oelh bangsa Sumeria yaitu penulisan cuneiform.
2.4.5 Kesenian
            Peradaban Babylon memang sangat terkenal dengan seni dan arsitektur nya, bisa dibayangkan keindahan kota Babylon yang sangat terkenal itu karena arsitektur yang dibuat pada saat itu sangat menakjubkan, itu berarti memang masyarakat yang hidup pada masa itu sudah mahir dalam arsitektur juga seni. Karena Babylon banyak menghasilkan tanah liat maka kebanyakan bangunan yang dirikan disana banyak menggunakan tanah liat. Kuil-kuil disana pun kebanyakan memang dibangun dengan tanah liat dan juga batu bata, hal itulah yang membuat pembangunan kuil ini menjadi sangat berbeda dengan pembangunan kuil di daerah lain. Penggunaan batu bata pada saat itu membuat bangsa ini mulai mengenal plester dan kolom, langit, langit juga penggunaan keramik putih.  Kuil yang ada di Babylon biasanya dibangun dengan dinding yang diwarnai dan kadang dilapisi logam atau emas juga kadang-kadang digunakan keramik sebagai pelapis dinding. Selain kemegahan dari sebuah kuil, Babylon ini juga terkenal dengan arsitektur yang dibuat pada taman gantung dan juga menara babel. Seperti yang telah diketahui, bahwa kedua bangunan tersebut sangat terkenal dengan keindahannya, sehingga bisa dikatakan bahwa pembangunannya memerlukan usaha yang keras, massa yang banyak juga arsitektur yang handal, akrena pembangunan kedua bangunan tersebut bukan tanpa rencana dan harus matang, sehingga keindahan kedua bangunan tersebut bisa terkenal sampai sekarang.
            Selain pembangunan dalam hal arsitektur yang dihiasi tanah liat, Babylon juga terkenal dengan seni pahatan yang sangat hebat. Sehingga bisa dikatakan batu batu disana sangat berhaga karena bisa dijadikan sebagi pahatan terutama untuk pahatan patung, tetapi di Babylon ini keberadaan batu sangatlah langka. Pahatan yang dihasilkan kebanyakan adalah berbentuk tiga dimensi.
            Kota Babylon ini memang sudah terstruktur dengan baik, karena sudah adanya parit atau selokan yang senagaja dibangun demi kelancaran saluran air. Selokan dan parit-parit tadi berfungsi sebagai irigasi , dan dilapisilogam anti karat seperti timah hitam ataupun tembaaga. Di kota ini tidak banyak dirbangun bak mandi, sehingga kebanyakan mereka menggunakan pancuran. Rumah-rumah penduduk pun sudah banyak yang dibangun dengan baik, dansudah terdapat kamar mandi di dalamnya. Yang dibangun rata-rata rumah kecil, berlantai satu, bangunanya dengan batu bata dengan balutan lumpur, yang terdiri dengan beberapa ruangan. Ada juga rumah yang sudah dibangun dengan kulitas yang lebih baik yaitu berlantai dua, dan terdiri dari 12 kamar, diplester, dan di cat putih dibagian dalam ataupun luar umah. Lantai bawah rumah terdiri dari ruang resepsi, dapur, kamar kecil, ruangan pembantu, dan ada juga yang membangun gereja kecil. Pada masa Nebukadnezar juga banyak rumah yang dengan atap datar yang ditopang dengan kayu-kayu yang dilumuri lumpur, bagi orang miskin tidak akan mampu mendapatkan kemewahan kayu hanya bisa membangun pondokan melingkar yang batu bata yang ditopang dengan tiang pusat, dinding-dindingnya dilapisi rumput-rumput panjang dan tanah liat.
            Selain itu, ada hal-hal yang menjadi kebiasaan orang-orang Babylon contohnya adanya sebuah festival. Ada sebuah festival utama di Babilonia yaitu Buylshu Mishtkaru, festival untuk mengusir roh jahat. Banyak pria Babel yang menghadiri festival ini bahkan sejak usia mereka masih sangat muda. Pada Festival ini, biasanya seorang imam akan menyembelih hewan, yang biasanya seekor sapi, sebagai sebuah persembahan agar para dewa senang. Sebagai gantinya, para dewa mungkin akan memberikan izin kepada orang-orang di festival untuk mendapatkan sebuah jimat untuk masing-masing orang yang dipercaya akan melindungi mereka selama mereka hidup.
2.4.6 Sistem Pengetahuan
Astronomi
Dari banyak ilmu yang ada, astronomi dan astrologi masih menduduki peringkat pertama di antara masyarakat Babel. Astronomi adalah ilmu tertua di Babilonia. Zodiak yang saat ini kita kenal, merupakan penemuan orang Babilonia yang sangat tua. Pada masa itu, para Babel sudah bisa meramalkan kapan terjadinya gerhana matahari atau bulan. Ada banyak teks kuno yang menyebutkan tentang penelitian orang Mesopotamia tentang gerhana.
Astronomi Babilonia dipercaya menjadi dasar untuk ilmu astronomi di berbagai daerah lain di seluruh dunia, termasuk astronomi Hellenistik dan Yunani, astronomi klasik India, astronomi Sassania, Bizantium dan Syiria, astronomi Islam, astronomi Asia Tengah serta astronomi Eropa Barat. Astronomi Babilonia juga dianggap sebagai pendahulu langsung dari ilmu matematika dan astronomi kuno di Yunani yang kemudian berubah dan beradaptasi dengan revolusi sains di Eropa.
Selama abad ke-7 dan ke-8 sebelum masehi, para astronom Babel mengembangkan pendekatan baru dalam ilmu astronomi. Mereka mulai mempelajari filsafat yang berhubungan langsung dengan sifat ideal alam semesta dan mulai memanfaatkan logika dibandingkan harus menggunakan penafsiran dan ramalan untuk menengetahui tentang sistem tata surya. Hal ini merupakan kontribusi penting dalam dunia astronomi dan juga ilmu filsafat, beberapa ilmuwan menyebut hal ini sebagai revolusi ilmiah pertama dengan pendekatan baru. Pendekatan-pendekatan astronomi tersebut kemudian di adopsi dan dikembangkan lebih lanjut oleh ilmuwan astronomi Yunani dan Hellenistik.
Teks astronomi tertua yang signifikan adalah catatan 63 hari dari “Enuma Anu Enlil”, catatan venus dari Ammi-Sadupa yang mencatatat kenaikan venus pertama dan terakhir di sepanjang periode sekitar 21 tahun. Dicatat juga bukti paling awal kemunculann sebuah planet yang diakui sebagai sesuatu yang terjadi secara berkala.
Selain itu, penanggalan astrolabe bujur sangkar tertua pada zaman Babyloni 1100 SM. Mul Apin, berisi catalog bintang-bintang dan susunan juga skema untuk memprediksi naiknya hellacal dan susunan planet-planet, lamanya matahari bersinar dikukr dengan jam air, gnomon, bayangan, dan lorong-lorong cahaya. Teks Babylon menyusun bintang-bintang kedalam sebuah deretan yang terletak dispenajnag lingkaran yang menurun yang digunakan untuk mengukur interval waktu, dan juga menggunakan bintang-bintang.
Satu-satunya astronom Babel yang dikenal mendukung model pergerakan planet heliosentris adalah Seleucus of Seleucia. Seleucus dikenal dari tulisan Putarch, disebutkan bahwa Seleucus mendukung teori yang menyebutkan bahwa bumi berputar pada porosnya dan mengelilingi matahari,
Matematika   
Teks matematik Babel sangat banyak jumlahnya dan teredit dengan sangat baik. Sistem matematik Babel adalah sexagesimal atau bilangan berbasis 60. Oleh karena itu, di masa moderen sekarang penggunaan angka 60 seperti 60 detik dalam satu menit, 60 menit dalam satu jam, dan 360 atau 60x6 dalam derajat lingkaran. Kemajuan besar dalam matematika ini terjadi karena dua alasan. Pertama, angka 60 memiliki banyak pembagi yaitu 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 15, 20, dan 30, yang membuat perhitungan jadi lebih mudah. Selain itu, bangsa Babel memiliki sistem bilangan real dimana digit yang ditulis sebelah kiri memiliki nilai yang lebih besar seperti bilangan berbasis 10.
Pencapaian dalam ilmu matematika lainnya yaitu ditemukannya penentuan nilai akar kuadrat, bahkan para ilmuan Babel telan mendemonstrasikan teori Pythagoras, jauh sebelum Pythagoras sendiri muncul dengan teorinya dan hal ini dibuktikan oleh Dennis Ramsey yang menerjemahkan sebuah catatan kuno yang berasal dari tahun 1900 sebelum masehi.Penjelasannya seperti berikut :
4 adalah panjangnya dan 5 adalah panjang diagonalnya, lalu berapa lebarnya?. Mereka mengumpamakan jika kedua angka tadi dikalikan dengan angka itu sendiri, maka akan ditemukan nilai tengahnya. Jika 4 x 4 = 16 dan 5 x 5 = 25, maka selisih antara 16 dan 25 adalah 9. Dari angka berapakah kita bisa mendapatkan angka 9? Angka tersebut harus bisa menghasilkan 9 jika angka tersebut dikalikan dengan angka itu sendiri, dan 9 didapatkan dari 3 x 3. Sehingga disimpulkan bahwa 3 adalah lebarnya karena semua angka dikalikan dengan angka itu sendiri.
Ner 600 dan Sar 3600 terbentuk dari angka 60 yang sesuai dengan derajat khatulistiwa. Catatan kuno tentang kuadrat dan kubus yang dihitung menggunakan angka 1 hingga 60, ditemukan di Senkera dimana orang-orang telah menegenal jam matahari, clepsydra, juga tuas dan katrol, padahal saat itu mereka belum memiliki pengetahuan tentang mekanika.Bangsa Babel juga sudah lama mengenal lensa kristal dan penyalaan bubut sebelum ditemukan oleh Austen Henry Layard dari Nimrud.
Bangsa Babel juga sudah sangat familiar dengan aturan umum untuk mengukur suatu area. Mereka mengukur keliling lingkaran sebanyak 3 kali diameter dan luasnya sebagai satu per duabelas kuadrat dari lingkaran, dan jika hitungannya benar, maka nilai π akan bernilai 3.
Volume silinder diambil sebagai produk dari alas dan tinggi, namun, volume frustum sebuah kerucut atau piramida persegidihitung dengan tidak benar sebagai produk dari ketinggian dan setengah jumlah dari basis. Juga, ada penemuan terbaru dalam sebuah catatan kuno mencantumkan bahwa nilai π adalah 3 dan 1 / 8. Di Babilonia juga dikenal mil Babel, yang merupakan ukuran sebesar jarak sekitar tujuh mil hari ini. Pengukuran jarak ini dikonversi menjadi satu mil-waktu yang digunakan untuk mengukur perjalanan Matahari, yang merepresentasikan panjangnya waktu.
Filsafat
Asal-usul filsafat Babilonia dapat ditelusuri kembali ke awal Mesopotamia literatur kebijaksanaan , yang diwujudkan filosofi kehidupan tertentu, khususnya etika , dalam bentuk dialektika , dialog , puisi epik , cerita rakyat , himne , lirik , prosa , dan peribahasa . Babel penalaran dan rasionalitas dikembangkan di luar empiris pengamatan.
Ada kemungkinan bahwa Babel filsafat memiliki pengaruh terhadap Yunani , terutama filsafat Helenistik . Teks Babel Dialog Pesimisme mengandung kesamaan dengan atletik pemikiran dari sofis , yang Heraclitean doktrin kontras, dan dialog dari Plato , serta sebagai awal dari maieutic metode Sokrates dari Socrates . Para Milesian filsuf Thales juga diketahui telah belajar filsafat di Mesopotamia.
Literatur
            Pada masa ini banyak dirikan perpustakaan dan kebanyakan dari orang Babylon sudah menal tulisan sehingga bisa membaca dan juga menulis. Sejumlah literature Babylon diterjemahkan dari bahasa Sumeria , bahasa agama, bahasa hukum yang kemudia menjadi bahasa kestuan Sumeria. Ada banyak karya sastra yang lahirdan judul yang paling terkenal yaitu Epic Gilgamesh dalam 12 buku yang diterjemahkan dari Sumeria awal  dan disusun berdasakan prinsip-prinsip astronomi, Setiap bagian cerita merupakan cerita petualangan tunggal Gilgamesh, Seluruh cerita merupakan sebuah hasil gabungan yang nanti akan dilekatkan pada tokoh pusat
            Selain itu juga banyak didirikan sekolah formal yang bisa dikatakan sebagai pusat kebudayaan daratan, kebanyakan mereka mengambil sistem pendidikan formal Sumeria, begitu pula dengan sisitem penulisannya yang masih menggunakan sistem penulisan Sumeria yaitu Cuneiform. Kurikulum juga sudah ada yitu dengan mengkopi dan menghafal semua buku teks maupun kamus Sumeria-Babylon yang berisi daftar kata-kata panjang atau frase yang meliputi nama jalan, binatang, burung, serangga, negara, kota, desa dan juga mineral. Mereka juga berljar tentang matematika dan juga soal-soal yang harus dikerjakannya. Dalam hal literature mereka pun harus mengkopi dan menirupakn berbagai tipe mitos, peribahasa, esai, baik dalam bahasa Sumeria maupun Babylon.
2.4.7 Religi
Kuil-kuil milik Nebukadnezar juga tertimbun kekayaan yang dijarah dari seluruh permukaan bumi ini dan mereka mempersembahkannya kepada tuhannya. Perkakas-perkakas yang terbuat dari kuningan dan juga terbuat dari emas dan perak yang diambil dari bait suci raja Solomo serta dari bait suci yang lainnya. Seluruhnya dipersembahkan kepada Ishtar (matahari), dipersembahkan kepada Nebo, dipersembahkan kepada Beltis dan juga pasangan dari Marduk. Kalau orang-orang Yahudi menyebutkan dengan Merodak. Kuil Merodak ada di dalam istana, di tengah-tengah istana serta didalam istana juga.
Di bagian dalam istana ada kuil yang dipersembahkan untuk ribuan Tuhan. Lalu kemudian ada ziggurat besar yang menjulang bentuknya seperti piramid. Bangunan suci itu setinggi lebih dari enam ratus kaki. Dan dibagian puncak dari kuil yang luar biasa luas itu, terdapat sebuah tempat pemujaan terhadap Marduk. Mereka menyebutkannya dengan “Tuhan” yang ada di dalam bahasa mereka disebut dengan “Bel” atau “Baal “. Dan didlama kuil itu terdapat patung emas Bel, Bel Merodak setinggi enam puluh Sembilan kaki (sekitar 1.617 m). perkakasnya benar-bear terbuat dari emas yang padat.
Dengan demikian, pada zaman itu mereka memuja banyak dewa tapi yang mereka puja yaitu dewa yang pertama ialah dewa Marduk sehingga mereka banyak mendirikan kuil-kuil di dalam istana maupun di luar istana yang bisa disebut juga dengan Ziggurat. Tetapi masyarakat babylonia sendiri lebih percaya dengan bintang-bintang daripada Tuhan, karena apapun yang terjadi dalam kehidupan mereka, mereka lebih percaya ramalan bintang daripada kehendak Tuhan.
2.5 Hasil Kebudayaan
Pada zaman itu mereka meninggalkan kebudayaan lama sehingga pada zaman pemerintahan Nebukadnezar kebudayaan tersebut dibangun kembali dengan sangat indah dan mewah. Hasil kebudayaan yang mereka bangun kembali yaitu diantaranya Taman gantung, menara babel dan ziggurat.       
2.5.1 Taman Gantung
Kota Babylon Baru yang dibangun oleh Nebukadnezar merupakan kota yang sangat indah, terlabih yang sangat terkanl adalah pembangunan taman gantung yang dilakukannya. Taman gantung ini begitu terkenal bahkan sampai sekarang, walaupun keberadaannya masih dipertanyakan, entah itu mitos ataulah sebuah kenyataan. Nebukadnezar sebanrnay bukan hanya membangun taman gantung tetapi juga membangun jalan, dinding-inding kota Babylon sampai kuo kuil yang megah. Ada sebuah cerita yang menyatakan, bahwa sesungguhnya taman gantung yang ada di Babylon pada saat itu bukan didirikan oleh Nabukadnezar melainkan oleh Ratu Assyria Semiramis selama lima tahun pemerintahannya, hanya sayang cerita ini masih belum bisa dibuktikan karena belum ada bukti yang jelas.
Menurut cerita bahwa taman ini di bangun untuk menghibur istri Nebukadnezar yang bernama Amyitis yang rindu pada kampung halamannya. Amyitis, saudara perempuan raja Medes yang dinikahi oleh Nebukadnezar untuk menciptakan penyatuan antar bangsa. Kampung halaman tempat permaisuri berasal dari yang tanhnya hijau, rimbun dan bergunung-gunung dan dikota Babylon terdapat tanah yang datar, permukaan tanah Mesopotamia yang terbakar terik matahari yang membuatnya tertekan. Sekarang ini orang hanya bisa bertanya-tanya apakah taman yang dibangun itu kabar gembira atau tidak yang dibuat oleh Nebukadnezar. Taman ini merupakan salah satu keajaiban dunia dan taman ini juga tidak sungguh-sungguh “tergantung” dalam pengertian bahwa taman ini digantung pada kabel atau tali. Taman gantung babilon berisi aneka tanaman dan binatang yang didatangkan dari seluruh dunia.  Ahli geografi Yunani dari Strabo, yang melukiskan taman itu pada abad pertama sebelum masehi menulis, itu terdiri dari teras-teras yang berundak menuju ke atas, dan berakhir pada pilar-pilar yang berbentuk kubus. Kemudian menurut Diodorus Siculus, seorang sejarawan yunani mneyatakan bahwa tempat dimana taman itu berdiri terdiri dari lempengan batu besar yang ditutup dengan lapisan rumput, aspal dan ubin. Di atas diletakkan penutup dengan lembaran timah, yang kalau ada air merembas melalui tanah tidak membusukkan fondasi. Diatas semua itu diletakkan tanah dengan kedalaman yang pas, yang cocok untuk pertumbahan pohon-pohon besar. Ketika tanah yang ditimbun sudah rata dan datar, ditanamlah semua jenis pohon, yang keagungan dan keindahannya membuat senang pengunnjung. (Adrison, 2010: 17)
Pembuatan taman gantung ini hampir mirip dengan cerita Taj Mahal di India, karena cerita taman gantung ini menceritakan cinta antara Nebukadnezar dengan ratu Amyitis. Tman gantung ini merupakan bangunan yang sangat indah dan menakjubkan, sehingga membuat semua otang terbelalak ketika mengetahui ad ataman gantung seindah itu. Tetapi sayang, eksistensi atau keberadaan taman gantung ini masih dipertanyakan karena kurangnya dokumen atau catatan sejarah yang mendukung. Bahkan banyak orang yang mengatakan bahwa taman gantung ini hanya sebuah imajinasi orang orang zaman dulu, sebuah cerita yang dinyatakan dalam wilayah antara mitos dan sejarah kuno.
2.5.2 Menara Babel
Dikisahkan dalam Alkitab, (Genesis 11:4) Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluru bumi. Banyak ahli yang membuat kesimpulan bahwa menara Babel merupakan salah satu zigurat yang didirikan oleh bangsa Babylonia kuno. Tapi Babel bukan Babylonia, dan Menara Babel bukan merupakan zigurat. Bahkan mungkin Menara Babel bukan merupakan sebuah menara. Dalam kutipan Alkitab diatas, benda yang disebut sebagai menara Babel adalah sebuah benda yang bersifat monumental. Karena para pendiri ingin dikenang sepanjang masa. Struktur ini harus bisa melewati berbagai bencana global, seperti banjir besar ketika zaman Nuh.
Menurut timeline sejarah di Alkitab, kota Babel telah lama ada sebelum zaman kerajaan Babylonia. Jadi bisa dipastikan Menara Babel tidak ada hubungan dengan Taman Gantung atau zigurat-zigurat yang didirikan untuk memuja Dewa Marduk. Dalam Alkitab juga tidak disebutkan bahwa Menara Babel dihancurkan. Melainkan penduduk Babel meninggalkan kota itu dan kemudian terpencar ke seluruh dunia.
Jadi untuk sementara sudah ada 3 petunjuk penting :
- Menara Babel bukan didirikan di Babylonia
- Menara Babel belum tentu berupa menara
- Menara Babel tidak dihancurkan, melainkan ditinggalkan
Sampai saat ini Menara Babel merupakan misteri yang belum berhasil diungkap oleh para ahli sejarah. Namun ada berbagai macam legenda rakyat dari peradaban kuno yang menceritakan menara Babel ini.
Kisah Menara Babel melambangkan keangkuhan, kesombongan manusia, disebut-sebut dalam Kitab Kejadian, Kitab Suci Perjanjian Lama. Pembangunan menara ini diprakarsai oleh Nimrod, anak cucu Nabi Nuh di zaman Babilon kuno, jauh tahun sebelum zaman Nebukadnezar. Orang tua Nimrod adalah Cush, putra Ham. Bahkan, demikian menurut cerita, Kota Babilon dan Niniwe juga mula pertama dibangun oleh Nimrod. "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota, dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit. Marilah kita cari nama supaya kita jangan terserak ke seluruh Bumi," demikian antara lain bunyi ajakan Nimrod kepada orang-orangnya, seperti yang ditulis dalam Kitab Penciptaan. Pembangunan sebuah kota, seperti yang dilakukan Nimrod ketika itu, melambangkan dambaan manusia untuk terus berkumpul. Mereka, ketika itu, takut tercerai-berai dan hidup di tempat yang belum mereka kenal berhadapan dengan bahaya. Karena itu, didirikanlah sebuah kota-Babilon dan Ninive-sebagai pusat kegiatan, sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Akan tetapi, ketika mereka membangun menara dengan mengatakan, "Marilah kita cari nama, marilah memegahkan diri", di saat itulah kemanusiaan manusia berkuasa. Menara dibangun untuk kebutuhan badan, jiwa, dan semangat. Bahkan, mereka ingin membangun menara yang mencapai langit. Kalau perlu dapat memanah Matahari dari puncak menara. Pendek kata, menara dibangun untuk pemuasan diri. Inilah, yang menurut kisah, yang menjadi penyebab turunnya hukuman dari Tuhan sehingga mereka tercerai-berai dan tidak bisa memahami bahasa mereka satu sama lain.
2.5.3 Ziggurat
Ziggurat adalah monumen besar yang dibangun di lembah Mesopotamia Kuno dan dataran tinggi Iran bagian barat, yang berbentuk piramida berundak yang tersusun atas kisah atau tingkat yang mundur. Terdapat 32 ziggurat di dan dekat Mesopotamia yang diketahui. 28 terletak di Irak, dan 4 ada di Iran.
Ziggurat yang terkenal termasuk Ziggurat Besar Ur dekat An-Nashiriyah, Iral: Ziggurat Aqar Quf dekat Baghdad, Irak; Chogha Zanbil di Khūzestān, Iran; Tappeh Sialk dekat Kashan, Iran, yang paling akhir ditemukan dan lain-lain. Ziggurat juga merupakan kuil yang ada di mesir dan di dalam kuil itu, selain merupakan tempat pemujaan para dewa orang para pendeta wanita, tetapi juga merupakan tempat perdagangan atau ekonomi. karena seluruh hasil panen yang dihasilkan oleh orang mesir di kumpulkan di dalam kuil. Dan ketika tiba musim pancaroba, maka kuil tersebut akan dibuka dan hasil panen yang telah dikumpulkan akan dibagi kan kepada para penduduk. dan ini merupakan salah satu cara untuk mempertahankan kehidupan.













BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam setiap kehidupan dipastikan akan ada sebuah peradaban yang memang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia itu sendiri. Peradaban iyu muncul untuk lebih menyederhanakan kehidupan manusia, yang nantinya akan menghasilkan sebuah kebudayaan yang memang akan digunakan dalam kehidupan mereka. Peradaban adala puncak puncak dari kebudayaan yang akan mulai dibiasakn oleh manusia dalam kehidupannya. Peradaban itu pasti akan muncul di berbagai belahan bumi, baik itu belahan timur, barat, selatan ataupun utara, dan di berbagai kawasan.
Asia barat daya adalah salah satu kawasan yang kaya dengan sumber daya alam, maka tak heran jika di kemudian hari di kawasan ini muncul suatu peradaban yang terdiri dari berbagai corak. Peradaban yangada di Asia Barat Daya kebanyakan adalah peradaban yang bercorak sungai atau lembah, maksudnya peradaban tersebut berdiri disekitar sungai dan lembah yang memang merupakan salah satu sumber kehidupan mereka. Di Asia Barat daya pun muncul berbagai peradaban baik itu peradaban Mesopotamia, Sumeria, Akadia sampai adanya peradaban Babylonia yang terdiri dari dua periode.
Peradaban Babylonia tentunya muncul bukan tanpa sebab, bisa dikatakan perdaban ini muncul karena akibat adanya peradaban sebelumnya, terlebih adanya peradaban ini juga dikarenakan adanya perebutan kekuasaan dan politik di kerajaan kerajaan yang ada di sekitar sungai Eufrat-Tigris. Peradaban Babylonia ini berdiri dalam dua periode dengan dua penguasa yang berbeda, periode peradaban Babylonia Kuno atau lama diperintah oleh Hammurabi sedangkan peradaban Babylonia Baru diperintah oleh Nebukadnezar. Kedua raja tersebut memeiliki kekuatan yang sangat besar sehingga banyak yang bisa diunggulkan dari peradaban babylonia ini, walalupun akhirnya hancur oleh kerajaan lainnya.
Peradaban Babylonia ini tentnunya didorong oleh adanya kebudayaan yang ada dalam kehidupan mereka,baik itu yang berwujud ide, aktivitas ataupun benda. Kebudayaan bisa dikatakan sebagai hasil cipta, karya dan karsa manusia yang diwujudkan dan digunakan dalam kehidupan mereka. Di Babylonia ini juga kebudayaan itu mulai tumbuh dan  berkembang, sehingga bisa dikatakan bahwa Babylonia ini merupakan kota yang sudah kaya dengan kebdayaan dan banyak menghasilkan kebudayaan yang bisa dikenang sampai sekarang. Tentunya kebudayaan yang dihasilkan Babylonia berbeda dengan kebudayaan yang ada di peradaban lainnya baik dari sisi bahasa, seni, ilmu pengetahuan, agama, sisitem kemasyarakatan, ataupun religi yang mereka anut, kesemuanya itu pasti memiliki perbendaan antara Babylonia dengan bangsa lainnya.
Yang paling menakjubkan dari Babylonia ini adalah yang peninggalan mereka, bahkan tak heran jika banyak sejarawan yang membenarkan keindahan dan kehebatan kota Babylonia, terlebih Babylonia Baru. Babylonia baru pada masa Nebukadnezar ini merupakan kota yang sangat indah yang dibangun dengan arsitektur yang sangat megah, dan tidak ada sebelumnya dan juga belum tentu bisa ada yang meniru setelahnya.Peninggalan pada masa Babylonia baru yang sangat terkenal adalah adanya Taman Gantung yang dikatakan sebagai sebuah hadiah persembahan kepada istri Nebukadnezar, juga adanya ziggurat dan Menara Babel sebagai wujud persembahan mereka terhadap Tuhan yang mereka percayai.
Dengan adanya hal seperti itu, bisa dikatakan bahwa peradaban Babylonia ini memang dibangun dengan kebudayaan yang khas dan sudah bernilai tinggi, bahkan ada yang sampai saat ini masih digunakan oleh masyarakat modern. Peradaban Babylonia ini adalah sebagain figur atau gambaran peradaban masa lalu yang hebat yang bisa memberikan kontribusi terhadap peradaban masa kini, dan bukan hanya isapan jempol belaka. Banyak hal yang bisa kita ambil dari sebuah peradaban baik itu kebudayaan ataupun hal-hal yang bisa menjadikan pelajaran bagi kehidupan masyarakat pada masa kini.

           

DAFTAR PUSTAKA

Iryadi, Achmad. (2008). Pengantar Sejarah Asia Barat Daya. Bandung : UPI press.

Koentrajaningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta.

Mudammad, Ardison. (2010). Babylonia: Menyusuri Jejak Kota Yang Hilang. Surabaya : Liris.

Soekanto, Soerjono. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Toynbee, Arnold. (2004). Sejarah Umat Manusia: Uraian Analistis, Kronologis, Naratif, Dan Komparatif. Yogyakarta : Pustaka Belajar.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar