Jumat, 27 Desember 2013

Makalah Kemiskinan dan Studi Kasus


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Kemiskinan merupakan hal yang kompleks karena menyangkut berbagai macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya. Untuk mengubah kemiskinan dibutuhkan mental yang bagus. Kemiskinan memang dapat mengganggu kesejahteraan masyarakat, dan itu sangat tampak dari adanya rumah kumuh yang ada di pinggiran sungai. Mungkin kemiskinan terjadi karena tidak dapat membiayai kehidupan secara langsung. Dan itulah yang terjadi sekarang ini, bahwa kemiskinan sekarang ada dimana-mana. Jika pemerintah tidak mengatasi masalah kemiskinan secepat mungkin, mungkin kemiskinan akan bertambah terus-menerus. Kemiskinan tidak hanya berdampak bagi para penduduk miskin tetapi juga berdampak bagi warga sekitarnya karena kemiskinan juga dapat meningkatkan tindakan kriminalitas.
 Dengan tingginya angka kemiskinan di Indonesia, maka hal ini menjadi masalah tersendiri bagi negara ini dan sampai saat ini masih belum ada solusinya. Kemiskinan mempunyai hubungan dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu kemiskinan harus kita tanggulangi agar angka kemiskinan tidak semakin tinggi. Agar kemiskinan di Indonesia dapat menurun diperlukan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak, baik dari pihak masyarakat maupun keseriusan dari pemerintah dalam menangani masalah ini.
Melihat kondisi negara Indonesia yang masih memiliki angka kemiskinan tinggi, penulis tertarik untuk mengangkat masalah kemiskinan di Indonesia dan penanggulangannya. Adapun daerah yang dijadikan objek dalam penelitian kami ini adalah daerah Karees Sapuran yang terletak di Kelurahan Samoja, Kecamatan Batununggal, Kabupaten Bandung. Terdapat komunitas warga miskin yang dapat menjadi sebagian cerminan potret kemiskinan di kota Bandung. Oleh karena itu, kami tertarik untuk melakukan tinjauan lebih dalam mengenai kondisi kehidupan warga miskin yang ada didaerah tersebut.
B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah dalam karya tulis dipaparkan sebagai berikut:
1.    Apa itu kemiskinan?
2.    Apa penyebab dari kemiskinan?
3.    Apa dampak dari kemiskinan?
4.    Bagaimana cara menanggulangi kemiskinan?
5.    Bagaimana potret kehidupan warga miskin di Jl. Karees Sapuran, Bandung?

C.    Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1.    Mengetahui arti dari kemiskinan
2.    Mengetahui penyebab dari kemiskinan
3.    Mengetahui dampak dari kemiskinan
4.    Mengetahui cara menanggulangi kemiskinan
5.    Mengetahui potret kehidupan warga miskin di Jl. Karees Sapuran, Bandung

D.    Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan pengkajian literatur baik dari buku, internet, dan berbagai sumber lainnya yang relevan dengan topik kajian yang dibahas. Setelah mendapatkan materi dari sumber literatur dan observasi, kemudian disusun laporan penelitian dalam bentuk makalah, sehingga diharapkan bisa memperkaya isi makalah ini.




E.     Sistematika Penulisan
Rancangan sistematika makalah ini terdiri atas beberapa bab yang akan dirinci sebagai berikut :
Bab I : Tentang pendahuluan sebagai kerangka penelitian dan penulisan  makalah.
1.      Menguraikan latar belakang sebagai titik tolak penelitian serta  penulisan makalah.
2.      Menguraikan rumusan masalah sebagai batasan dan kerangka penelitian serta penulisan makalah.
3.      Menguraikan tujuan penelitian dan penulisan makalah.
4.      Menguraikan metode/teknik yang digunakan dalam penulisan makalah.
5.      Menjelaskan sistematika penulisan makalah.
Bab II :  Menjelaskan materi isi makalah.
1.      Menjelaskan kerangka konsep dan teori yang berhubungan dengan masalah.
2.      Mendeskripsikan hasil penelitian dan menghubungkannya dengan kerangka teori dan konsep.
Bab III : Menjelaskan kesimpulan dari keseluruhan isi makalah.

 BAB II
PEMBAHASAN
A.           Pengertian Kemiskinan
Secara harfiah, kemiskinan berasal dari kata dasar miskin yang artinya tidak berharta-benda (Poerwadarminta, 1976). Departemen Sosial dan Biro Pusat Statistik, mendefinisikan sebagai ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak (BPS dan Depsos, 2002). Dalam konteks politik, John Friedman mendefinisikan kemiskinan sebagai suatu ketidaksamaan kesempatan dalam mengakumulasikan basis kekuatan sosial. Frank Ellis (dalam suharto, 2005) menyatakan bahwa kemiskinan memiliki berbagai dimensi yang menyangkut aspek ekonomi, politik dan sosial-psikologis.
Orang disebut miskin jika dalam kadar tertentu sumber daya ekonomi yang mereka miliki di bawah target atau patokan yang telah ditentukan. Yang dimaksud dengan kemiskinan sosial adalah kurangnya jaringan sosial dan struktur sosial yang mendukung orang untuk mendapatkan kesempatan- kesempatan agar produktivitasnya meningkat. Dapat juga dikatakan bahwa kemiskinan sosial adalah kemiskinan yang disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat sehingga mencegah dan menghalangi seseorang untuk memanfaatkan kesempatan – kesempatan yang tersedia. Kemiskinan merupakan masalah kemanusiaan yang telah lama diperbincangkan karena berkaitan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat dan upaya penanganannya. Dalam Panduan Keluarga Sejahtera (1996: 10) kemiskinan adalah suatu keadaan dimana tidak sanggup memelihara dirinya sendiri dengan taraf kehidupan yang dimiliki dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya dalam memenuhi kebutuhannya.
Dalam pengertian yang lebih luas, kemiskinan dapat dikonotasikan sebagai suatu kondisi ketidakmampuan baik secara individu, keluarga, maupun kelompok sehingga kondisi ini rentan terhadap timbulnya permasalahan sosial yang lain. Kemiskinan dipandang sebagai kondisi seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya secara layak untuk menempuh dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Dengan demikian, kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidak mampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan pemenuhan hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang, dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Hidup miskin bukan hanya berarti hidup di dalam kondisi kekurangan sandang, pangan, dan papan. Akan tetapi, kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk memperoleh kebutuhan-kebutuhan hidup, antara lain: ilmu pengetahuan, informasi, teknologi, dan modal.
Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian kemiskinan, pada dasarnya bentuk kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi tiga pengertian, yaitu:
1.      Kemiskinan Absolut. Seseorang dikategorikan termasuk ke dalam golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum, yaitu: pangan, sandang, kesehatan, papan, dan pendidikan.
2.      Kemiskinan Relatif. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan tetapi masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya.
3.      Kemiskinan Kultural. Kemiskinan ini berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
Keluarga miskin adalah pelaku yang berperan sepenuhnya untuk menetapkan tujuan, mengendalikan sumber daya, dan mengarahkan proses yang mempengaruhi kehidupannya. Ada tiga potensi yang perlu diamati dari keluarga miskin yaitu:
1.      Kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar, contohnya dapat dilihat dari aspek pengeluaran keluarga, kemampuan menjangkau tingkat pendidikan dasar formal yang ditamatkan, dan kemampua menjangkau perlindungan dasar.
2.      Kemampuan dalam melakukan peran sosial akan dilihat dari kegiatan  utama dalam mencari nafkah, peran dalam bidang pendidikan, peran dalam bidang perlindungan, dan peran dalam bidang kemasyarakatan.
3.      Kemampuan dalam menghadapi permasalahan dapat dilihat dari upaya yang dilakukan sebuah keluarga untuk menghindar dan mempertahankan diri dari tekanan ekonomi dan non ekonomi.

B.            Penyebab kemiskinan
Penyebab kemiskinan menurut Kuncoro (2000:107) sebagai berikut :
1.      Secara makro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan timpang, penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah yang terbatas dan kualitasnya rendah.
2.      kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia karena kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitas juga rendah, upahnyapun rendah.
3.      kemiskinan muncul sebab perbedaan akses dan modal
Sendalam ismawan (2003:102) mengutarakan bahwa penyebab kemiskinan dan keterbelakangan adalah persoalan aksesibilitas. Akibat keterbatasan dan ketertiadaan akses manusia mempunyai keterbatasan (bahkan tidak ada) pilihan untuk mengembangkan hidupnya, kecuali menjalankan apa terpaksa saat ini yang dapat dilakukan (bukan apa yang seharusnya dilakukan). Dengan demikian manusia mempunyai keterbatasan dalam melakukan pilihan, akibatnya potensi manusia untuk mengembangkan hidupnya menjadi terhambat.
Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan dapat dikategorikan dalam dua hal sebagai berikut ini :
1.         Faktor Internal (dari dalam diri individu) Yaitu berupa kekurangmampuan dalam hal :
a.       Fisik misalnya cacat, kurang gizi, sakit-sakitan.
b.      Intelektual misalnya kurangnya pengetahuan, kebodohan,   kekurangtahuan informasi.
c.       Mental emosional misalnya malas, mudah menyerah, putus asa temperamental.
d.      Spritual misalnya tidak jujur, penipu, serakah, tidak disiplin.
e.       Sosial psikologis misalnya kurang motivasi, kurang percaya diri, depresi/ stres, kurang relasi, kurang mampu mencari dukungan.
f.       Ketrampilan misalnya tidak mempunyai keahlian yang sesuai dengan permintaan lapangan kerja.
g.      Asset misalnya tidak memiliki stok kekayaan dalam bentuk tanah, rumah, tabungan, kendaraan dan modal kerja.
2.    Faktor Eksternal (berada di luar diri individu atau keluarga), yang menyebabkan terjadinya kemiskinan antara lain :
a.   Terbatasnya pelayanan sosial dasar.
b.   Tidak dilindunginya hak atas kepemilikan tanah.
c.  Terbatasnya lapangan pekerjaan formal dan kurang terlindunginya usaha-usaha sektor informal.
d.    Kebijakan perbankan terhadap layanan kredit mikro dan tingkat bunga yang tidak endukung sektor usaha mikro.
e.    Belum terciptanya sistim ekonomi kerakyatan dengan prioritas sektor riil masyarakat banyak.
f.     Sistem mobilisasi dan pendayagunaan dana sosial masyarakat yang belum optimal seperti zakat.
g.    Dampak sosial negatif dari program penyesuaian struktural (structural Adjusment Program/ SAP).
h.    Budaya yang kurang mendukung kemajuan dan kesejahteraan.
i.     Kondisi geografis yang sulit, tandus, terpencil atau daerah bencana.
j.     Pembangunan yang lebih berorientasi fisik material.
k.    Pembangunan ekonomi antar daerah yang belum merata.
l.     Kebijakan publik yang belum berpihak kepada penduduk miskin.
C.      Dampak Kemiskinan
Dampak kemiskinan di Indonesia memunculkan berbagai penyakit pada kelompok risiko tinggi seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, dan lanjut usia. Sejak krisis ekonomi tahun 1997 jumlah penduduk miskin di Indonesia meningkat”. Kemiskinan yang terjadi di Indonesia menyebabkan cakupan gizi rendah, pemeliharaan kesehatan kurang, lingkungan buruk, dan biaya untuk berobat tidak ada. Akibat terkena penyakit, menyebabkan produktivitas rendah, penghasilan rendah dan pengeluaran bertambah.
Kemiskinan memang tidak pernah berhenti dan tidak bosan menghancurkan cita-cita masyarakat Indonesia khususnya para generasi muda. Kemiskinan sudah banyak “membutakan” segala aspek seperti pendidikan. Sebagian dari penduduk Indonesia lantaran keterbatasan ekonomi yang tidak mendukung, oleh contoh kecil yang terjadi di lapangan banyak anak yang putus sekolah karena menunggak SPP, siswa SD yang nekat bunuh diri karena malu sering ditagih oleh pihak sekolah, anak di bawah umur bekerja keras dengan tujuan memberi sesuap nasi untuk keluarganya, dan lain sebagainya. 
Sekarang kemiskinan sudah memberikan dampak yang beraneka ragam mulai dari tindak kriminal, pengangguran, kesehatan terganggu, dan masih banyak lagi. Kemiskinan memang dapat menyebabkan beragam masalah tapi untuk sekarang masalah yang paling penting adalah bagaimana caranya anak-anak kecil yang sama sekali tidak mampu dapat bersekolah dengan baik seperti anak-anak lainnya. Pertama itulah masalah yang harus dipecahkan oleh pemerintah karena jika masalah itu tidak dapat dibereskan maka akan muncul masalah-masalah baru yang lebih banyak lagi. Dan juga banyak orang-orang miskin terkena penyakit tapi mereka sulit untuk berobat ke dokter karena mahal, walapun pemerintah sudah memberikan kartu kemiskinan pada mereka.
Selain hal diatas, banyak dampak yang terjadi yang disebabkan oleh kemiskinan yaitu:
·           Kesejahteraan masyarakat sangat jauh dan sangat rendah
Ini berarrti dengan adanya tingkat kemiskian yang tinggi banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki pendapatan yang mencukupi kebutuhan hidup masyarakat.
·           Tingkat kematian meningkat, ini dimaksudkan bahwa masyarakat Indonesia banyak yang mengalami kemtain akibat kelaparan atau melakukan tindakan bunuh diri karena tidak kuat dalam menjalani kemiskinan yang di alami.
·           Banyak penduduk Indonesia yang kelaparan karena tidak mampu untuk membeli kebutuhan akan makanan yang merka makan sehari-hari
·           Tidak bersekolah (tingkat pendidikan yang rendah) ini menyebabkan masyarakat di Indonesia tidak mempunyai ilmu yang cukup untuk memperoleh pekerjaan dan tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk memperoleh pendapatan
·           Tingkat kejahatan meningkat, masyarakat Indonesia jadi terdesak untuk memperoleh pendapatan dengan cara-cara kejahatan karena dengan cara yang baik mereka tidak mempunyai modal yaitu ilmu dan ketermpilan yang cukup.
Demikianlah sekelumit dampak yang ditimbulkan dari adanya kemiskinan.


Temuan Lapangan :
Potret Kehidupan Warga Miskin Jl. Karees Sapuran Rt 04/02
Kel. Samoja Kec. Batununggal Kab. Bandung
Kemiskinan memang suatu hal yang sudah menjadi perbincangan yang tak habis-habisnya di Indonesia. Banyak rakyat yang menderita karena kemiskinan yang tak kunjung berakhir dari negara ini. Kita semua menyadari bahwa kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial di Indonesia yang tidak mudah untuk diatasi. Beragam upaya dan program dilakukan untuk mengatasinya tetapi masih banyak kita temui permukiman masyarakat miskin hampir di setiap sudut kota. Salah satunya adalah permukiman masyarakat miskin yang ada di Jl. Karees Sapuran, Bandung. Mengacu pada batasan garis kemiskinan yang digunakan BPS, Jumlah penduduk miskin di Kota Bandung pada Tahun 2008 sebanyak 82.432 KK atau sekitar 13.21 % dari Jumlah penduduk Kota Bandung. Indikator yang erat kaitannya dengan kemiskinan adalah pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Dari hasil observasi yang dilakukan, diketahui bahwa masih terdapat warga miskin di jl. Karees Sapuran Rt 04/02, Bandung ini. Dari sejumlah 32 KK yang ada di daerah tersebut, 8 KK diantaranya tergolong pada warga miskin. Sebagian besar warga miskin ini tidak memiliki pekerjaan yang tetap, bahkan hanya menganggur saja, hal ini tentu harus menjadi perhatian bagi pemerintah setempat. Adapun kriteria yang dijadikan patokan oleh pemerintah setempat untuk menentukan seseorang termasuk warga miskin atau bukan yaitu bisa dilihat baik dari tempat tinggal maupun dari pekerjaannya atau dari taraf ekonominya.
Dilihat dari segi pendidikannya, warga yang termasuk dalam warga miskin ini, rata-rata hanya sekolah sampai tingat Sekolah Menengah Pertama, atau hanya sampai tingkat Sekolah Dasar saja. Tentu hal ini akan mempengaruhi prospek pekerjaan yang didapat, karena adanya keterkaitan yang cukup erat antara tingkat pendidikan dengan pekerjaan. Untuk mendapatkan pekerjaan dibutuhkan suatu keterampilan yang salah satunya bisa didapatkan melalui pendidikan.
Kehidupan warga miskin ini masih serba kekurangan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, dengan himpitan ekonomi yang begitu tinggi. Bahan-bahan pokok yang serba mahal serta sulitnya mencari lahan pekerjaan, tetapi mereka dituntut untuk bisa bertahan ditengah-tengah keadaan sulit tersebut. Warga miskin ini hanya mengandalkan sisa simpanan barang yang mereka miliki untuk tetap bisa menyambung kehidupannya.
Selain hal tersebut diatas, berdasarkan penuturan beberapa narasumber diketahui bahwa tanah yang mereka  tempati sekarang merupakan tanah oranglain, mereka tidak memiliki tanah sendiri, mereka menyewa kepada pemilik tanah yang harganya di sesuaikan dengan luas tanah yang ditempati. Mirisnya kurang ada bantuan dari sesama warga yang ada disana, kurangnya kepedulian terhadap sesama, jarang ada bantuan yang sengaja diberikan oleh orang kaya kepada orang miskin. Di sini terlihat adanya sifat individualis yang menjadi salah satu ciri dari masyarakat kota, meskipun tidak semua masyarakat kota bersifat individualis.
Adapun upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk membantu warga miskin ini diantaranya adalah dengan adanya pembagian Bantuan Langsung Tunai, yang dilakukan setiap 3 bulan sekali, namun sayangnya Bantuan Langsung Tunai ini kini sudah dihentikan. Adanya jaminan kesehatan bagi warga miskin meskipun hanya beberapa saja yang mendapatkannya. Selain itu pemerintah pun mengupayakan bantuan berupa Beras Miskin (Raskin) yang diberikan rutin setiap sebulan sekali yang diberikan baik ketika awal maupun akhir bulan. Raskin ini biasanya dijual dengan harga Rp. 1400/kilogram, hal ini dirasa cukup bisa sedikit meringankan beban warga miskin yang ada disekitar, meskipun tak bisa menolong sepenuhnya.
Namun sayangnya, dalam situasi seperti ini masih saja ada warga miskin yang menyalahgunakan bantuan dari pemerintah ini. Karena adanya bantuan membuat warga merasa nyaman dengan keadaannya sehingga kurang termotivasi untuk mencari pekerjaan dan terus menempatkan dirinya sebagai warga miskin karena takut kehilangan bantuan tersebut. Seyogyanya pemerintah harus lebih selektif dalam memilih orang-orang yang berhak untuk mendapatkan bantuan dan memberikan penyuluhan serta menggalakkan upaya-upaya yang dilakukan agar bisa memberantas masalah kemiskinan ini supaya tidak terus berlarut-larut.


















3 komentar: