BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masalah
Pembangunan adalah salah
satu program pemerintah dalam memakmurkan masyarakatnya. Sejak awal Orde baru
hingga saat ini pembangunan selalu menjadi fokus utama dalam program
pemerintah, baik itu pembangunan dalam bentuk fisik maupun pembangun dalam
bentuk non fisik. Dalam pembangunan yang berbentuk fisik yang salalu menjadi
pleaning bagi pemerintah baik itu pemerintah pusat, propinsi maupun daerah
adalah pembangunan dalam hal material yang diantaranya adalah pembangunan
infrastruktur jalan dan yang paling penting adalah pembangunan rumah bagi masyarakat.
Hal tersebut tercermin dalam visi dan juga misi pemerintah yaitu pembangunan
Perumahan bagi masyarakat. Perumahan
dan pemukiman adalah dua hal yang tidak dapat kita pisahkan dan berkaitan erat
dengan aktivitas ekonomi, industrialisasi dan pembangunan. Namun dari program
pembangunan perumahan tersebut tidak
selalu mendapat dampak yang positif bagi masyarakat tetapi juga dampak
negatifnya.
Kondisi pembangunan perumahan di perkotaan yang sangat
pesat cenderung untuk tidak mempertimbangkan faktor konservasi lingkungan
dengan meminimalkan ruang terbuka hijau. Kondisi demikian menyebabkan
terganggunya keseimbangan ekosistem perkotaan dengan meningkatnya suhu udara di
perkotaan, serta pencemaran udara. Sumber pencemaran udara di kota besar
Indonesia terutama disebabkan kegiatan transportasi, permukiman, persampahan
dan industri.
Dengan keberadaan perumahan-perumahan ini dan pengaruhnya bagi pembentukan
pola pikir masyarakat setempat sendiri masih menjadi kontroversi
hingga saat ini. Banyak para peneliti yang mengatakan bahwa dengan adanya
pembangunan perumahan ini menjadi pemicu diskriminasi antara warga sekitar. Namun tidak sedikit pula peneliti
yang mengatakan bahwa dengan adanya perumahan ini memberi dampak yang positif
bagi pembentukan pemikiran warga yang ikut memodernisasikan kehidupan mereka. Oleh karena itulah maka penulis
merasa terketuk hatinya dengan banyaknya fenomena seperti ini, dan merasa
tertarik untuk mengkaji dan menyusun makalah yang berjudul “Dampak
Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan Alam Dan Sosial” ini.
1.2 Rumusan
dan Pembatasan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dipaparkan diatas, terdapat beberapa permasalahan
yang akan menjadi kajian dalam penulisan makalah ini. Adapun yang menjadi pokok
permasalahan dalam tulisan ini adalah “Bagaimana
Dampak Dari Pembangunan Perumahan Bagi Lingkungan Alam Dan Sosial?”. Untuk
memudahkan dan mengarahkan dalam pembahasan, penulis mengidentifikasi beberapa
permasalahan dalam beberapa bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1.
Apa
yang dimaksud dengan pembangunan perumahan?
2.
Bagaimana
dampak dari pembangunan perumahan terhadap
lingkungan alam dan sosial masyarakat?
3.
Bagaimanakah
Teori
dan kebijakan dalam pembangunan perumahan?
1.3
Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penulisan makalah ini memiliki
tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun yang menjadi tujuan umumnya yaitu
bermaksud untuk memperoleh informasi mengenai Dampak dari pembangunan perumahan
bagi lingkungan alam dan sosial. Sedangkan tujuan khusus dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui arti dari pembangunan perumahan.
2.
Untuk mengetahui dampak dari pembangunan perumahan terhadap lingkungan alam dan
sosial masyarakat.
3.
Untuk
mengetahui Teori dan
kebijakan dalam pembangunan perumahan.
1.4
Manfaat Penulisan
Dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat
memberikan manfaat, baik bagi penulis maupun yang membacanya. Bagi penulis
sendiri sebagai sarana untuk memperluas ilmu, wawasan serta pengalaman dalam
melakukan suatu penulisan. Selain itu juga dapat digunakan sebagai landasan
awal untuk penulisan selanjutnya. Bagi pembaca dapat memberikan informasi
mengenai Dampak dari pembangunan perumahan bagi lingkungan sosial . Bagi
Jurusan Pendidikan Sejarah, dapat memperkaya referensi tentang penulisan sejarah.
Dan lebih luasnya bagi Universitas Pendidikan Indonesia, sebagai pelengkap
dalam memperkaya khasanah keilmuan dan melengkapi kepustakaan karya tulis ilmiah.
1.5 Metode dan Teknik Penulisan
Metode
sejarah menurut Gottschalk (1985: 32) adalah proses kritis rekaman dan
peninggalan masa lampau. Metodologi sejarah merupakan suatu
keseluruhan metode-metode, prosedur, konsep kerja, aturan-aturan dan teknik
yang sistematis yang digunakan oleh para penulis sejarah atau sejarawan dalam
mengungkapkan peristiwa sejarah. Dalam metodologi penelitian sejarah, terdapat
beberapa tahapan diantaranya: pertama, heuristik yaitu merupakan tahap awal
dalam penulisan sejarah seperti mencari, menemukan dan mengumpulkan fakta-fakta
atau sumber-sumber. Kedua, kritik yaitu suatu proses menyelidiki serta menilai
secara kritis terhadap sumber data yang diperoleh, penilaian terhadap
sumber-sumber itu meliputi dua aspek yakni kritik intern dan kritik ekstern. Ketiga,
interpretasi yaitu penafsiran terhadap fakta-fakta sejarah aufassung. Tahap
keempat, historiografi yaitu pelukisan sejarah, gambaran sejarah tentang
peristiwa yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan hasil
penelitian dan disusun menjadi satu kesatuan yang utuh.
Adapun
teknik pengumpulan data yang
dipergunakan dalam penulisan ini adalah dengan studi kepustakaan, sebagai langkah
awal penulis mengumpulkan sumber-sumber yang sesuai dengan fokus kajian
penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber atau literatur. Baik dari
buku, internet, dan berbagai sumber lainnya yang relevan dengan topik kajian
yang dibahas, sehingga diharapkan bisa memperkaya isi dari karya ilmiah ini. Setelah itu penulis menganalisis setiap
sumber yang diperoleh dengan membandingkan antara sumber yang satu dengan
sumber yang lain, sehingga diperoleh data-data yang penulis anggap otentik,
kemudian data-data tersebut penulis paparkan dalam bentuk karangan
deskriptif-naratif berupa penulisan makalah ini.
1.6 Sistematika
Penulisan
Bab I Pendahuluan, pada bab ini penulis berusaha
untuk memaparkan dan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah yang terbagi menjadi beberapa permasalahan dan pembatasan masalah guna
memfokuskan kajian penulisan sesuai dengan permasalahan utama, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, metode dan tekhnik penelitian serta sistematika penulisan.
Bab II Pembahasan/Isi, yaitu membahas mengenai bab hasil
penulisan tentang “Dampak
Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan Alam Dan Sosial”.
Bab III Penutup, berisi mengenai kesimpulan daripembahasan
pada bab isi dan hasil analisis yang penulis lakukan merupakan kesimpulan
secara menyeluruh yang menggambarkan mengenai Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan Alam Dan
Sosial, sesuai dengan rumusan masalah yang
penulis ajukan dalam penulisan makalah ini.
BAB
II
DAMPAK
PEMBANGUNAN PERUMAHAN
TERHADAP
LINGKUNGAN SOSIAL MASYARAKAT
“Sasaran
yang ingin dicapai dalam pembangunan perumahan dan pemukiman adalah agar
seluruh rakyat Indonesia dapat menghuni rumah yang layak dalam lingkungan yang
sehat dan teratur”. (Siswono, 1991) Perumahan dan
permukiman memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Hal inipun tidak terlepas pada masyarakat Indonesia khususnya. Bagi
masyarakat Indonesia, rumah merupakan cerminan dari pribadi manusianya, baik
itu secara perorangan maupun dalam suatu kesatuan dan kebersamaan dengan
lingkungan alamnya.
Permasalahan perumahan dan
permukiman merupakan sebuah isu utama yang selalu mendapat perhatian lebih dari
pemerintah. Hal ini selalu menjadi isu utama yang selalu menjadi primadona
sejak dari jaman dahulunya hingga sekarang ini. Permasalahan perumahan dan
permukiman merupakan sebuah permasalahan yang berlanjut dan bahkan akan terus
meningkat, seirama dengan pertumbuhan penduduk, dinamika kependudukan dan
tuntutan-tuntutan sosial ekonomi yang semakin berkembang. Indonesia adalah
negara yang sedang berkembang, salah satu ciri dari negara yang sedang
berkembang itu adalah tingginya angka pertambahan penduduk. Konsekuensi logis
dari pertambahan penduduk ini adalah semakin tingginya juga kebutuhan akan
perumahan untuk penduduk tersebut. Meningkatnya
penduduk merupakan isyarat yang sama akan pemenuhan akan sarana hunian mereka.
Dalam pembangunan nasional yang kita
laksanakan sejak Pelita I, kita menghadapi berbagai permasalahan. Salah satu
faktor dinamis terpenting yang menjadi permasalahan pembangunan nasional kita
adalah kependudukan. Penduduk Indonesia yang
selalu berkembang, merupakan faktor utama yang menyebabkan permasalahan
perumahan dan permukiman ini selalu menjadi sorotan utama pihak pemerintah.
Pesatnya angka pertambahan penduduk yang tidak sebanding dengan penyediaan
sarana perumahan menyebabkan permasalahan
ini semakin pelik dan serius. Permasalahan kependudukan dewasa ini tidak hanya
menjadi isu pada kota-kota dipulau jawa, tetapi kota-kota dipulau lainpun sudah
mulai memperlihatkan gejala yang hampir serupa. Meningkatnya arus urbanisasi
serta semakin lebarnya jurang pemisah antara kota dan desa merupakan salah satu
pemicu permasalahan kependudukan ini
Pada waktu penduduk
belum begitu banyak, masalah perumahan bukanlah menjadi masalah yang
merisaukan. Manusia masih dapat membangun rumahnya dengan leluasa karena tanah masih
banyak. Akan tetapi pada masa sekarang, dimana terjadi perpindahan penduduk
dari desa ke kota (urbanisasi) secara
besar-besaran mengakibatkan perumahan menjadi masalah yang cukup serius. Hal
ini disebabkan karena tanah yang tersedia untuk pemukiman semakin lama menjadi
semakin sempit, kurang tersedianya tanah yang siap dibangun dan terus
meningkatnya harga tanah serta kesulitan-kesulitan dalam proses pembebasan
tanah untuk perumahan, kebijaksanaan mengenai tata guna tanah di daerah
perkotaan (Urban and policy) yang
masih belum didukung oleh peraturan perundang-undangan yang memadai. Sehingga
sekarang banyak lahan desa yang dijadikan sebagai perumahan karena minimnya
lahan kosong tersebut di daerah perkotaan. Hal inipun membawa dampak
tersendiri, baik terhadap lingkungan alam maupun lingkungan sosialnya termasuk
pengaruh kehadiran pembangunan perumahan ini terhadap pola pemikiran masyarakat
di sekitarnya.
Perumahan dan
prasarana lingkungan merupakan kebutuhan dasar setiap keluarga dalam masyarakat
Indonesia, yang dicita-citakan dan merupakan faktor yang sangat penting dalam
peningkatan stabilitas sosial, dinamika dan produktivitas masyarakat. Disamping
itu, pembangunannya sendiri dapat memberikan sumbangan bagi pertumbuhan ekonomi
dan perluasan lapangan kerja. Dalam struktur kelembagaan Pemerintahan Pusat dan
Daerah, tugas dan wewenang yang menyangkut berbagai aspek permasalahan pokok
yang menyangkut pembangunan perumahan, baik teknis, manajemen maupun sosial
budaya terdapat pada berbagai Departement/Direktorat Jenderal/Instansi,
sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan suatu sistem kordinasi yang efektif.
Dengan berdirinya perumahan-perumahan tersebut tentu akan
membawa dampak dan perubahan bagi lingkungan sekitarnya, berikut akan dijelaskan
mengenai dampak pembangunan perumahan baik terhadap lingkungan alam maupun
lingkungan sosial, dan perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat sekitarnya
serta kaitannya dengan teori pembangunan perumahan tersebut.
2.1. Landasan Teoritis Pengertian Pembangunan Perumahan
Salah
satu kebutuhan dasar hidup manusia adalah perumahan. Pembangunan perumahan
berperan sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa, dan
perlu dibina serta dikembangkan demi keberlangsungan dan peningkatan kehidupan
dan penghidupan masyarakat. Perumahan tidak hanya dapat dilihat sebagai sarana
kebutuhan hidup tetapi lebih dari itu, yaitu merupakan proses bermukim manusia
dalam menciptakan tatanan hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menempatkan
jati dirinya.
Siagian (1994) memberikan pengertian
tentang pembangunan sebagai Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan
perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara
dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation
building). Sedangkan Ginanjar Kartasasmita (1994) memberikan pengertian
yang lebih sederhana, yaitu sebagai suatu
proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara
terencana. Sedangkan pengertian
perumahan menurut Suparno Sastra M. dan Endi Marlina (2006:29), perumahan adalah kelompok rumah yang
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang
dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.
Berdasarkan
pertunjuk perencanaan kawasan perumahan kota (Departemen Pekerjaan Umum,
1987:4) lingkungan perumahan adalah sekelompok rumah-rumah dengan prasarana dan
fasilitas lingkungannya. Dengan demikian deinisi perumahan atau tempat tinggal
bukan semata-mata hanya masalah arti atau penampilan fisik, tetapi berkaitan
dengan kegunaannya yang bersifat non material antara lain yang pokok adalah
kemudahan baik sosial maupun ekonomi, jaminan keamanan terhadap pemilik rumah
atau lingkungannya.
Perumahan (Housing) adalah tempat (Ruang)
dengan fungsi dominan untuk tempat tinggal. Untuk pengertian secara lebih lanjut,
Perumahan dapat diartikan dari beberapa elemen dari perumahan, yaitu :
a. Shelter ; Perlindungan terhadap gangguan eksternal
(alam, binatang), dsb.
b. House ; Struktur bangunan untuk bertempat tinggal.
c. Housing ; Perumahan, hal hal yang terkait dengan
aktivitas bertempat tinggal (membangun, menghuni).
d. Human Settlement ; Kumpulan (agregat)
rumah dan kegiatan perumahan (permukiman).
e. Habitat ; lingkungan kehidupan (tidak sebatas
manusia).
Menurut Doxiadis, Permukiman (Human
Settlement) akan berjalan dengan baik jika terkait dengan beberapa hal
yaitu : Alam (Nature), manusia (Man), kehidupan sosial (Society),
ruang (Shell), dan hubungan (Network). Rumah adalah keperluan
yang perlu ada bertujuan untuk dijadikan sebagai tempat berlindung dan merupakan
keperluan peringkat ke dua yang mesti dicapai untuk tujuan keselamatan sebelum
keperluan-keperluan dalam peringkat yang lebih tinggi dipenuhi, rumah sebagai
keperluan diri dan keluarga.
Perumahan bukan hanya merupakan
tempat lindung bagi masyarakat, tetapi perumahan merupakan salah satu faktor
penentu perkembangan
masyarakat yang menempatinya. Perumahan
sebagai pemenuhan fungsi badan sosial sering kali terbentur dengan masalah
pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan, perlengkapan fasilitas kesehatan, perbedaan kebudayaaan
antar masyarakatnya, serta penyediaan tempat rekreasi bagi para penghuninya
yang ada akhirnya akan menjadi salah satu faktor penghambat terwujudnya
kesejahteraan bagi masyarakat perumahan yang disebutkan dalam undang-undang. Permasalahan lain yang dapat dilihat secara langsung dalam
dinamika kehidupan masyarakat perumahan adalah penyediaan rumah dan sarana dan prasarana perumahan itu sendiri.
Adapun sistem pembangunan perumahan dan pemukiman di desa atau diperbatasan
antara desa dan kota dan di daerah
perkotaan jelas nampak perbedaan.
Kebutuhan
perumahan bagi penduduk perkotaan di Indonesia saat ini pada umumnya
dilaksanakan secara informal yang mencapai 85% dari total pembangunan rumah,
sisanya sebesar 15% dilaksanakan secara formal oleh pemerintah melalui Perum
Perumnas, swasta terutma melalui Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia
(REI) dan koperasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa pelaku pembangunan perumahan
terdiri dari swasta yang diwakili oleh para pengembang anggota REI, pemerintah
diwakili oleh Perumnas dan masyarakat yang diwakili oleh koperasi.
Mengacu pada pendapat bahwa perumahan sesungguhnya
berkaitan erat dengan industrialisasi, aktivitas ekonomi, dan pembangunan, di
perumahan terjadi perkembangan aktivitas ekonomi yang selanjutnya
akan berdampak terhadap pembangunan perumahan itu sendiri. Pertumbuhan ekonomi
yang signifikan dari tahun ke tahun khususnya
dalam bidang
perdagangan, berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat
perumahan. Kemajuan kesejahteraan kemudahaan alat transportasi dan kemajuan
sarana pendidikan serta interaksi yang terjadi antar masyarakat, baik sesama
masyarakat perumahan maupun masyarakat sekitar perumahan memberikan dampak
terhadap kehidupan masyarakat perumahan dan masyarakat sekitar yang akhirnya
akan menimbulkan suatu perubahan sosial dan
ekonomi.
2.2
Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Lingkungan Sekitar
Pembangunan merupakan suatu usaha pemerintah untuk memenuhi kebutuhan
dasar dan menigkatkan harkat serta martabat
masyarakat. Disamping kontribusinya dalam usaha menanggulangi masalah
penyebaran penduduk, perkembangan
yang terjadi dalam lingkungan perumahan yang mencakup berbagai bidang kehidupan
mangakibatkan munculnya permasalahan, baik masalah internal maupun masalah
ekternal yaitu dampak dari perumahan bagi masyarakat di luar perumahan dan lingkungan
alam sekitarnya.
Permasalahan yang timbul dalam lingkungan perumahan mencakup beberapa bidang kehidupan baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial, seperti
kesenjangan sosial yang menonjol dalam kalangan masyarakat perumahan yang
berimbas terhadap kurang terintegrasinya masyarakat perumahan, penggunanan
lahan yang tidak semestinya
yang dapat mengurangi keindahan dan tata guna lahan, serta penggunaan unit yang
tidak sesuai dengan fungsinya. Kerusakan jalan yang tergenang air jika musim hujan merupakan dampak
dari adanya peningkatan jumlah penduduk perumahan.
2.2.1. Dampak
Terhadap Lingkungan Alam
Manusia dan alam lingkungannya
merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling berinteraksi,
dimana interaksi akan berpengaruh pada tingkah laku manusia. Lingkungan ini
dapat berupa lingkungan fisik, yaitu alam sekitar baik yang alamiah maupun yang
dibuat oleh manusia, dan lingkungan sosial budaya. Melalui interaksinya dengan
ketiga lingkungannya ini barulah seorang manusia dapat disebut sebagai manusia
yang lengkap.
Dengan adanya pembangunan perumahan tidak saja
membawa dampak positif bagi kemajuan suatu daerah tetapi juga membawa dampak
negatif yang secara tidak langsung dirasakan akibatnya oleh warga setempat. Hal
ini dikarenakan bahwa bayaknya perusahaan kontraktor yang mengerjakan proyek
perumahan tidak memerhatikan aspek-aspek lingkungan mereka yang tinggal di
sekitar perumahan tersebut melainkan perusahaan kontraktor ini lebih
memperhatikan pada aspek-aspek fasilitas yang ada di dalam lingkungan perumahan
itu sendiri, sehingga akibat dari itu semua banyak warga yang tinggal di sekitar
lingkungan perumahan tersebut merasa dirugikan, contohnya adalah warga yang
tinggal di sekitar lingkungan perumahan dilanda kebanjiran dimana itu semua
bisa terjadi karena pihak deploper perumahan tersebut kurang memperhatikan
saluran air dan juga kurang memperhatikan antara jumlah volume air seiring
dengan semakin bertambah padatnya daerah tersebut.
Dengan adanya perumahan terdapat beberapa
dampak negatif terhadap warga masyarakat yang tinggal di sekitar lingkungan
perumahan, salah satu dampak negatif dari keberadaan perumahan tersebut adalah
lahan pertanian yang secara perlahan lahan terus berkurang, artinya bahwa
dengan keberadaan perumahan tersebut dimana awalnya tanah yang menjadi kapling
dari perumahan itu sendiri adalah merupakan lahan pertanian dari warga
setempat. Selain itu adanya polusi udara, artinya bahwa dengan dibangunnnya
perumahan secara perlahan-lahan daerah tersebut semakin panas, hal ini di
karenakan bahwa lahan–lahan yang dulunya merupakan lahan penghijauan banyak
ditanami pohon-pohon yang menghasilkan udara sejuk harus ditebangin hanya
karena proyek perumahan.
Dalam setiap tahapan
pembangunan hendaknya selalu diperhatikan dampak yang mungkin terjadi dari
setiap proses, AMDAL sebagai salah satu instrumen dalam setiap pembangunan, khususnya
pembangunan perumahan. Secara formal konsep Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) berasal dari undang-undang NEPA 1969 di Amerika Serikat. Dalam
undang-undang ini AMDAL dimaksudkan sebagai alat untuk merencanakan tindakan
preventif terhadap kerusakan lingkungan yang mungkin akan timbul oleh suatu
aktivitas pembangunan yang sedang direncanakan. Di Indonesia, mengenai AMDAL tertera dalam pasal 16 Undang-Undang
no. 4 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Diharapkan dengan penerapan AMDAL dalam pembangunan perumahan ini dapat
meminimalisir jumlah kerusakan yang diakibatkan atas pembangunan perumahan
tersebut terhadap lingkungan alam sekitarnya.
2.2.2.
Dampak Pembangunan
Perumahan Terhadap Lingkungan Sosial
Disamping permasalahan
internal yang dialami oleh masyarakat perumahan, keberadaan perumahan ini juga
memberikan dampak dalam berbagai segi kehidupan, baik sosial maupun ekonomi
masyarakat sekitar. Dalam bidang ekonomi, keberadaan
perumahan merupakan sebab utama peralihan mata pencaharian penduduk dari segi
agraris ke non agraris. Mata
pencaharian penduduk sekitar berorientasi
pada pertanian, namun setelah dibangunnya perumahan mata pencaharian
dari pertanian berubah ke
non-pertanian.
Secara
garis besar dapat dirinci mengenai berbagai permasalahan dan dampak sosial yang
terjadi pada kegiatan pembangunan perumahan adalah :
a) Terjadinya proses marjinalisasi, yaitu peminggiran secara
sistematis masyarakat petani karena beralih ke sektor usaha non pertanian dengan
semakin terbatasnya lahan.
b)
Terjadinya
kesenjangan
sosial yang menonjol dalam kalangan masyarakat perumahan dan warga sekitarnya.
Selain
dampak negatif yang disebutkan diatas, terdapat pula dampak positif dari
pembangunan perumahan tersebut. Hal ini ini bisa dilihat dari sarana dan
prasarana yang semakin lengkap jika dibandingkan dengan sebelumnya, seperti
misalnya adanya supermarket, rumah sakit dan sekolah-sekolah. Dampak lain yang
ditimbulkan adalah dengan adanya pembangunan perumahan sangat berdampak pada
pemikiran masyarakat setempat dimana sebelumnya pola pemikiran masyarakat masih
bersifat primitif namun setelah adanya pembangunan perumahan tersebut maka
pemikiran masyarakat juga ikut berubah menjadi lebih modern, hal ini di
karenakan banyaknya pendatang yang tinggal di perumahan tersebut terdiri dari
berbagai golongan dan juga etnis yang berbeda beda.
Hal
ini tidak menutup kemungkinan mempengaruhi sifat dari masyarakat setempat, baik
dengan sifat positifnya maupun negtifnya. Seperti sifat serikat bersama yang
perlahan mulai berkurang, artinya bahwa dengan banyaknya para pendatang yang
datang dengan berbagai latarbelakang masing-masing juga ikut mempengaruhi
sekaligus membawa sifat masyarakat /warga asli menjadi lebih terbuka, melek ilmu
pengetahuan dan teknologi, egois, individualistik, dan lain sebagainya. Juga
ikut berkontribusi mempengaruhi lifestyles atau gaya hidup dari masyarakat sekitar perumahan, seperti cara
berpakaian atau berbahasa. Sedangkan gaya hidup merupakan
bagian dari kebudayaan, sementara kebudayaan merupakan fakta sosial. Disinilah arus globalisasi dan modernisasi mulai
masuk seiring dengan pembangunan perumahan tersebut. Pembangunan perumahan itu sendiri merupakan salah satu rangkaian
usaha pertumbuhan dan perubahan berencana yang dilakukan secara sadar oleh
masyarakat bersama pemerintah menuju modernisasi dalam rangka pembinaan bangsa (Siagian,
1974:21). Hal ini dilakukan dalam upaya untuk mensejahterakan kehidupan warga
negaranya.
Salah satu
contohnya yaitu perumahan yang berada di Bumi Rancaekek Kencana, dengan adanya
pembangunan perumahan disini, ikut berkontribus dalam memajukan masyarakat di
sekiar perumahannya, salah satu aspeknya adalah mengenai pendidikan, setelah
adanya pembangunan perumahan ini lembaga pendidikan dan lulusannya menjadi
meningkat dibandingkan dengan sebelum adanya pembangunan perumahan di wilayah
tersebut. Merujuk pada pernyataan diatas, jika kita hubungkan dengan
pembangunan perumahan maka disini arus globalisasi dan modernisasi mulai
masuk seiring dengan pembangunan perumahan tersebut. Dengan masuknya penghuni
perumahan yang datang dari berbagai daerah membawa budaya dan latar
belakangnya, melalui interaksi yang terjadi diantara mereka, maka nilai-nilai
dan sifat-sifat masyarakat kota ikut membaur dengan masyarakat setempat.
2.3.
TEORI
DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERUMAHAN
2.3.1.
Teori Involusi Cliffort Gerz
Cliffort Gerz, Dunia
pendekatan sosial
budaya pernah diramaikan oleh suatu konsep yang penting, yang kemudian turut
memperkaya dunia teori dan pendekatan ilmu-ilmu sosial. Konsep tersebut adalah Involusi,
yang pada mulanya berasal dari konsep Infolusional. Kepadatan
penduduk merupakan salah satu sisi kehidupan kota yang tak terelakkan. Data statistik menunjukan pertumbuhan
penduduk di
perkotaan rata-rata 4,3% pertahun melebihi pertumbuhan
rata-rata. Penduduk
Indonesia periode 1990-2000-an yaitu sebesar 1,8% pertahun (Yusuf, 2003). Peningkatan jumlah penduduk dapat
dilihat pada
pertumbuhan dan perkembangan kota-kota di Indonesia
yang menunjukkan kecenderungan
terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan makin meningkatnya
jumlah penduduk baik karena arus perpindahan penduduk ataupun perkembangan alamiah.
Laju pertumbuhan penduduk kota tersebut, mendorong
kebutuhan sarana dan prasarana khususnya untuk kebutuhan
perumahan semakin meningkat. Tanpa memperhitungkan rumah yang diganti
dan kekurangan rumah yang secara komulatif telah ada sebelumnya,
kebutuhan perumahan akibat pertambahan penduduk di daerah perkotaan cukup
tinggi. Usaha untuk memenuhi kebutuhan perumahan telah dilakukan oleh pemerintah maupun pihak pengembang swasta. Namun, program pengadaan perumahan yang selama ini dilaksanakan oleh pemerintah maupun pengembang jumlahnya masih sangat terbatas dan hanya terjangkau oleh kalangan menengah ke atas. Seiring
dengan meningkatnya kebutuhan perumahan, kompetisi untuk mendapatkan lahan semakin meningkat yang berakibat pada terbatasnya ketersediaan lahan permukiman serta tingginya harga tanah.
Dengan demikian, karena jumlah penduduk yang membludak
ini, maka akhirnya mengakibatkan pendirian perumahan merambat baik di wilayah
perkotaan maupun di wilayah pedesaan. Dengan adanya pembangunan perumahan ini
ikut berkontribusi dalam perubahan pola pemikiran masyarakat di sekitarnya. Setiap masyarakat mengalami perubahan sepanjang masa.
Perubahan itu ada yang samar, ada yang mencolok, ada yang lambat, ada yang
cepat, ada yang sebagian atau terbatas, ada yang menyeluruh. Perubahan dapat
berupa pergeseran nilai sosial, perilaku, susunan organisasi, lembaga sosial,
stratifikasi sosial, kekuasaan dan wewenang dan sebagainya. Semua perubahan itu
ada yang maju (progress) dan ada yang
mundur (Syahrial Syarbaini dan Rusdiyanta, 2009).
2.3.2. Teori Modenisasi
Teori Modernisasi merupakan teori yang mengkaji
tentang dunia ketiga dengan masyarakat tradisionalnya menuju pada modernisasi
yang mengacu pada negara Barat yang dianggap sebagai negara modern. Modernisasi
dianggap sebagai proses sistematik, transformasi, dan immanent (terus-menerus). Teori ini mengkaji persoalan negara Dunia
Ketiga secara abstrak dan bertendensi mengambil kesimpulan-kesimpulan umum
untuk dijadikan pola yang dibakukan dan mengambil wilayah negara sebagai unit
analisisnya. Modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan
masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau
dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat yang modern.
Perubahan
masyarakat desa saat ini lebih menuju ke arah modernisasi dalam segala bidang.
Modernisasi di desa sendiri merubah bentuk fisik desa maupun nonfisik desa itu
sendiri. Modernisasi desa membuat perubahan dalam bentuk fisik misalnya ada
banyak pembangunan yang dilakukan demi majunya suatu desa salah satunya adalah dengan adanya komplek perumahan
yang dibangun disana. Sedangkan
modernisasi di bidang nonfisik dapat berupa perubahan nilai dan norma sosial,
perubahan tingkah laku masyarakat desa, perubahan gaya hidup masyarakat desa
dan lain sebagainya.
Merujuk
pada pernyataan diatas, bahwa sanya dengan adanya pembangunan perumahan, maka banyaknya
pendatang yang tinggal di perumahan tersebut yang terdiri dari berbagai
golongan dan juga etnis yang berbeda beda, ikut mempengaruhi pola pemikiran
masyarakat di sekitar perumahan menjadi lebih terbuka. Disinilah arus
globalisasi dan modernisasi mulai masuk seiring dengan pembangunan perumahan
tersebut.
Peningkatan jumlah penduduk perumahan dari tahun ke tahun memberikan konstribusi terhadap peningkatan sarana dan prasarana pendidikan serta peningkatan sarana pemenuhan kebutuhan hidup sehari hari. Peningkatan
sarana dan prasarana dapat dilihat dari peningkatan
jumlah sekolah yang terdapat di wilayah
perumahan yang diikuti oleh peningkatan jumlah lulusan dari setiap jenjang
pendidikan. Peningkatan sarana dan
prasarana pendidikan yang terjadi di wilayah perumahan juga berimbas terhadap
peran serta masyarakat sekitar yang mengenyam pendidikan di perumahan dan kemajuan ekonomi yang dilihat dari semakin bertambahnya sarana kebutuhan hidup sehari hari,
seperti kebutuhan pangan dan papan, kebutuhan kesehatan dan kebutuhan akan
kemudahan transportasi
di wilayah perumahan juga berdampak terhadap peran sikap
penduduk sekitar. Disini warga
yang tinggal di perumahan ikut mempengaruhi pola pikir dan sikap masyarakat
sekitarnya melalui interaksi yang dilakukan maka proses modernisasipun mulai
berjalan.
Menurut Inkeles (Suwarsono dan Alvin,
2000:31), manusia modern akan memiliki berbagai karakteristik pokok berikut
ini:
a. Terbuka terhadap
pengalaman baru. Ini berarti, bahwa manusia modern selalu berkeinginan untuk
mencari sesuatu yang baru.
b. Manusia modern akan
selalu memiliki sikap untuk semakin independen terhadap berbagai bentuk
otoritas tradisional, seperti orang tua, kepala suku (etnis), dan raja.
c. Manusia modern percaya
terhadap ilmu pengetahuan, termasuk percaya akan kemampuannya untuk menundukkan
alam semesta.
d. Manusia modern memiliki
orientasi mobilitas dan ambisis hidup yang tinggi. Mereka berkehendak untuk
meniti tangga jenjang pekerjaannya.
e. Manusia modern memiliki
rencana jangka panjang. Mereka selalu merencanakan seuatu jauh di depan dan
mengetahui apa yang akan mereka capai dalam waktu lima tahun ke depan,
misalnya.
f.
Manusia modern aktif terlibat dalam
percaturan poiltik. Mereka bergabung dengan berbagai organisasi kekeluargaan
dan berpartisipasi aktif dalam urusan masyarakat lokal.
Pendidikan merupakan faktor yang terpenting yang mencirikan
manusia modern. Besar kecilnya jumlah penduduk akan
menjadi salah satu modal dasar yang potensial bagi perkembangan suatu wilayah
akan didukung apabila
memiliki kualitas yang baik. Kualitas sumber daya manusia salah satunya dapat dilihat dari tingkat
pendidikan.
Pendidikan
merupakan salah satu bidang yang cukup
penting dalam meningkatkan sumber daya manusia, juga dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Maka
dalam hal pembangunan
perumahan tidak hanya kelengkapan-kelengkapan kapling ruang dan keperluan-keperluan pasar yang diperhatikan, namun kelengkapan sarana pendidikan juga harus menjadi tolak ukur dalam keberhasilan
pembangunan perumahan yang dilakukan oleh Perumnas.
Jadi dengan adanya
kompleks perumahan ini, maka berdampak pula pada penyediaan sarana dan
prasarananya, salah satunya yaitu dengan meningkatnya jumlah sekolah, dimana
hal ini ikut mempengaruhi warga sekitar perumahan tentang pentingnya
pendidikan, menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah-sekolah tersebut.
Masyarakat jadi lebih melek terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Berdirinya
warnet-warnet yang menjadi salah satu media informasi bagi masyarakat sehingga
menjadi lebih luas dalam mengakses pengetahuan. Penggunaan tepon seluler dimana
dulu baru sedikit yang mempergunakannya tapi sekarang telpon seluler sudah
menjadi kebutuhan pokok dari masyarakat.
Selain
hal itu, berbagai perubahan yang bersifat tekhnis dengan adanya pembangunan perumahan ini di
ikuti oleh adanya perubahan sosial
yang terjadi di kalangan masyarakat perumahan dan diluar perumahan. Perubahan sosial
tersebut dapat dilihat
dari perubahan pola berbelanja kebutuhan sehari hari. Dengan adanya perumahan ini maka seiring pula dengan
munculnya mini market-mini market disekitar lokasi perumahan yang dibangun
untuk memberikan kemudahan bagi warga untuk berbelanja. Sebelum
adanya mini market yang berada di wilayah perumahan, masyarakat biasanya berbelanja ke pasar tradisional namun setelah adanya sejumlah
mini market, orientasi berbelanja masyarakat sering dilakukan ke minimarket yang ada. Dengan demikian sedikit demi sedikit keberadaan mini
market ini telah menggeser pasar tradisonal yang ada. Dimana waktu berbelanja
di pasar tradisonal biasanya ada hubungan interaksi yang lebih intens baik
antara pembeli dengan pedagang, pembeli dengan pembeli, maupun pedagang dengan
pedagang. Namun ketika berbelanja di
mini market pola hubungan seperti ini skalanya dirasa lebih kecil. Disini
terlihat bahwa adanya suatu pola perubahan sosial yang terjadi di dalam
masyarakat.
Definisi perubahan sosial sendiri menurut Sajogjo (1985:119), adalah perubahan dalam hubungan interaksi anatar orang, organisasi, atau komunitas. Ia dapat
menyangkut struktur sosial atau pola nilai dan
norma serta peranan.
Tekanan pada definisi ini adalah perubahan akan meliputi perubahan yang terjadi
antar individu yang saling berinteraksi dalam kurun waktu tertentu, yang
akhirnya akan mempengaruhi inividu dalam bersikap.
Sehingga dengan adanya pembangunan perumahan
tersebut, selain sebagai salah satu alternatif bagi masalah kependudukan, hal
ini ini juga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat di wilayah sekitar
pembangunan perumahan tersebut dengan adanya sarana dan prasarana yang semakin
lengkap jika dibandingkan dengan sebelumnya, seperti adanya supermarket, rumah
sakit, warnet dan sekolah-sekolah yang ikut berkontribusi dalam upaya memajukan
warga sekitarnya supaya lebih terbuka dan berpikir maju ditengah arus
globalisasi dan modernisasi yang terjadi saat ini.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Permasalahan
pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman pada masyarakat Indonesia
merupakan sebuah permasalahan yang penting dan akan selalu menjadi agenda
setiap saatnya. Hal ini merupakan sebuah fenomena yang harus dihadapi oleh
bangsa kita sebagai konsekuensi logis dari negara yang sedang berkembang. Sebuah bukti nyata
bahwa permasalahan ini merupakan sebuah permasalahan yang serius dan selalu
mendapat perhatian khusus sejak dari dahulunya yaitu dengan selalu
dimasukkannya agenda perumahan dan permukiman ini ditiap-tiap rencana pembangunan
negara kita sejak dari dahulunya.
Dibangunnya berbagai macam perumahan merupakan
suatu usaha bagi pemerintah untuk
memenuhi kebutuhan dasar dan meningkatkan harkat serta martabat masyarakat.
Disamping kostribusinya dalam masyarakat
dalam usaha menanggulangi masalah penyebaran penduduk, pembangunan perumahan juga membawa berbagai dampak
positif dan negatif, baik terhadap lingkungan alam maupun lingkungan sosialnya.
Perumahan
bukan hanya merupakan tempat lindung bagi masyarakat, tetapi perumahan merupakan
salah satu faktor penentu perkembangan
masyarakat yang menempatinya. Perumahan
sebagai pemenuhan fungsi badan sosial sering kali terbentur dengan masalah
pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan, perlengkapan fasilitas kesehatan, dan perbedaan kebudayaaan antar
masyarakatnya.
Permasalahan yang timbul dalam lingkungan perumahan mencakup beberapa bidang kehidupan baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial, seperti
kesenjangan sosial yang menonjol dalam kalangan masyarakat perumahan yang
berimbas terhadap kurang terintegrasinya masyarakat perumahan, penggunaan lahan
yang tidak semestinya
yang dapat mengurangi keindahan dan tata guna lahan, serta penggunaan unit yang
tidak sesuai dengan fungsinya. Dalam
bidang ekonomi, keberadaan perumahan merupakan sebab utama
peralihan mata pencaharian penduduk dari segi agraris ke non agraris. Mata pencaharian penduduk sekitar
berorientasi pada pertanian, namun
setelah dibangunnya perumahan mata pencaharian dari pertanian berubah ke non-pertanian.
Selain
dampak yang disebutkan diatas, terdapat pula dampak positif dari pembangunan
perumahan tersebut. Hal ini ini bisa dilihat dari sarana dan prasarana yang
semakin lengkap jika dibandingkan dengan sebelumnya, seperti misalnya adanya
supermarket, rumah sakit dan sekolah-sekolah. Dampak lain yang ditimbulkan
adalah dengan adanya pembangunan perumahan sangat berdampak pada pemikiran
masyarakat setempat dimana sebelumnya pola pemikiran masyarakat masih bersifat
primitif namun setelah adanya pembangunan perumahan tersebut maka pemikiran
masyarakat juga ikut berubah menjadi lebih modern, hal ini di karenakan
banyaknya pendatang yang tinggal di perumahan tersebut terdiri dari berbagai
golongan dan juga etnis yang berbeda beda.
Hal
ini tidak menutup kemungkinan mempengaruhi sifat dari masyarakat setempat, baik
dengan sifat positifnya maupun negtifnya. Seperti sifat serikat bersama yang
perlahan mulai berkurang, artinya bahwa dengan banyaknya para pendatang yang
datang dengan berbagai latarbelakang masing-masing juga ikut mempengaruhi
sekaligus membawa sifat masyarakat /warga asli menjadi lebih terbuka, melek
ilmu pengetahuan dan teknologi, egois, individualistik, dan lain sebagainya. Juga
ikut berkontribusi mempengaruhi lifestyles atau gaya hidup dari masyarakat sekitar perumahan, seperti cara
berpakaian atau berbahasa. Sedangkan gaya hidup merupakan
bagian dari kebudayaan, sementara kebudayaan merupakan fakta sosial. Disinilah arus globalisasi dan modernisasi mulai
masuk seiring dengan pembangunan perumahan tersebut. Pembangunan perumahan itu sendiri merupakan salah satu
rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan berencana yang dilakukan secara sadar
oleh masyarakat bersama pemerintah menuju modernisasi dalam rangka pembinaan bangsa.
Hal ini dilakukan dalam upaya untuk mensejahterakan kehidupan warga negaranya.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Budihardjo, Eko. (1992).
Sejumlah Masalah Pemukiman Kota. Bandung: Alumni.
Gautama, Sudargo. (1975). Komentar
Atas Undang-Undang Pokok Perumahan dan Peraturan Sewa-Menyewa. Bandung :
Alumni.
Sastra M, Suparno. (2005). Perencanaan dan
Pengembangan Perumahan. Yogyakarta : ANDI.
Sastrawijaya, Tresna. (2009). Pencemaran
Lingkungan. Jakarta : Rineka Cipta
Dongoran, Timbul. Dkk. (1998).
Lingkungan Budaya Pada Masyarakat Perumahan Rakyat Daerah Sumatera Utara. Depdikbud.
Sayfudin, Achmad.
(2011).
Antropologi sosial Budaya.
Suwarsono dan
Alvin. (2000). Perubahan Sosial Dan
Pembangunan. Jakarta: PT. Pustaka
LP3ES.
Yudohusodo, Siswono. (1991). Rumah Untuk
Seluruh Rakyat. Jakarta. INKOPPOL,
Unit Percetakan Bharakerta.
Wati, Eka. (2009). Keberadaan
Perumahan Bumi Rancaekek Kencana Kabupaten Bandung Serta Dampaknya Terhadap
Kehidupan Sosial Masyarakat Sekitar Tahun 1993-2007. Skripsi Sarjana FPIPS : Tidak diterbitkan.
Sumber Internet :
Dial_Thespider. (2008). Pembangunan Perumahan Dan Pemukiman Yang Bertumpu Pada Swadaya
Masyarakat. [Online]. Tersedia : http://de-arch.blogspot.com/2008/09/pembangunan-perumahan-dan-pemukiman.html
[02
November 2011].
Saputro, Anton.
(2008). Identifikasi Risiko Dalam Aspek
Pembangunan perumahan. [Online]. Tersedia: http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=teori%2Bpembangunan%2Bperumahan&source=web&cd=1&ved=0CBcQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.lontar.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F126828-R010828Identifikasi%2520resikoLiteratur.pdf&ei=LkmxTvWUAoayrAfTsaSrDg&usg=AFQjCNFXW1GI88ieL89rQWOx5ixQMTXw2w&cad=rja [02 November 2011]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar